IKNPOS.ID – Harga Pi Coin kembali menjadi perbincangan setelah mengalami kenaikan tipis pada awal Agustus. Meski begitu, sebagian investor masih ragu pemulihan ini akan bertahan lama. Beberapa analis bahkan memperingatkan kemungkinan Pi Coin mencetak rekor terendah baru bulan ini.
Di saat yang sama, perhatian investor mulai bergeser ke proyek kripto lain yang menawarkan biaya gas rendah dan manfaat nyata di dunia pembayaran. Salah satunya adalah Remittix, yang diam-diam menarik minat berkat teknologi pembayaran lintas batas dan fitur staking kripto.
Pada awal Agustus, harga Pi Coin untuk perdagangan IOU tercatat menembus $0,41. Namun, para analis tetap skeptis, mengingat Pi Coin belum tersedia di banyak bursa terpusat besar.
Related Post
Meski demikian, ada pandangan positif. Seorang analis di platform X (dulu Twitter) menyebut Pi Coin sedang berada di zona permintaan utama, yaitu di kisaran $0,20–$0,30. Jika volume perdagangan meningkat, harga berpotensi naik hingga mencapai level resistensi $1,30–$1,50.
Remittix, Pendatang Baru yang Menarik Perhatian
Di tengah keraguan terhadap Pi Coin, Remittix muncul sebagai proyek yang menawarkan solusi nyata untuk pembayaran global. Dompet Remittix, yang dijadwalkan rilis pada kuartal ketiga, dirancang untuk memudahkan transaksi global dengan sistem bursa terdesentralisasi.
Keunggulan Remittix meliputi:
Peta jalan transparan dengan pembaruan rutin
Manfaat dunia nyata, fokus pada penggunaan sehari-hari, bukan sekadar spekulasi
Bonus 40% bagi pembeli awal sebelum batas soft cap $18,3 juta tercapai
Hadiah referensi 20% untuk promosi proyek
Keamanan terjamin karena sudah diaudit oleh perusahaan blockchain ternama, CertiK
Dengan pendekatan ini, Remittix berhasil membangun kepercayaan pasar, berbeda dengan Pi Coin yang masih banyak bergantung pada rencana masa depan.
Bagi trader yang mencari peluang kripto potensial di bawah $1, Remittix muncul sebagai kandidat kuat berkat teknologi yang siap digunakan, basis pengguna yang berkembang, dan fokus pada pasar pembayaran global senilai $19 triliun.
Terverifikasi Dewan Pers