IKNPOS.ID – Penyakit jantung koroner bukan sekadar istilah medis. Di balik namanya yang terdengar rumit, penyakit ini telah menjadi momok nyata bagi jutaan orang di seluruh dunia. Tak mengenal usia atau status sosial, penyakit ini menyusup perlahan dan kerap tak disadari hingga terlambat.
Banyak yang baru sadar saat tubuh mulai mengirimkan sinyal darurat, seperti nyeri dada atau sesak napas. Padahal, dengan pemahaman yang tepat, penyakit jantung koroner bisa dicegah lebih dini. Mari kenali lebih dalam bagaimana penyakit ini berkembang, apa saja pemicunya dan cara terbaik untuk melindungi jantung kita.
Apa Itu Penyakit Jantung Koroner?
Penyakit jantung koroner adalah kondisi ketika pembuluh darah koroner yang bertugas mengantarkan oksigen dan nutrisi ke otot jantung mengalami penyempitan atau penyumbatan. Penyebab utamanya adalah penumpukan plak kolesterol (aterosklerosis) yang menempel pada dinding pembuluh darah.
Akibat penyumbatan ini, aliran darah ke jantung terganggu. Jika tidak ditangani, kondisi ini bisa memicu serangan jantung mendadak dan berisiko fatal.
Mengapa Penyakit Ini Begitu Umum?
Penyakit jantung koroner menjadi jenis penyakit jantung paling banyak dialami manusia, terutama karena pola hidup modern yang serba cepat namun kurang sehat. Beberapa faktor yang membuat penyakit ini begitu umum meliputi:
Konsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan gula
Kurangnya aktivitas fisik
Stres kronis
Kebiasaan merokok
Riwayat keluarga dengan penyakit jantung
Data dari WHO menunjukkan bahwa lebih dari 7 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat penyakit jantung koroner. Ini menjadikannya penyebab kematian nomor satu secara global.
Gejala Penyakit Jantung Koroner yang Perlu Diwaspadai
Sayangnya, banyak orang tidak menyadari mereka mengidap penyakit ini sampai gejala berat muncul. Berikut beberapa tanda yang perlu diperhatikan:
Nyeri dada atau rasa tertekan di dada (angina)
Sesak napas saat aktivitas ringan
Cepat lelah
Detak jantung tidak teratur
Mual atau keringat dingin secara tiba-tiba
Gejala bisa berbeda-beda, terutama pada perempuan, yang mungkin merasakan gejala lebih halus seperti lelah berlebihan atau gangguan tidur.