IKNPOS.ID – Wabah demam Chikungunya kembali mencatat lonjakan signifikan di kawasan Asia, memicu kekhawatiran dunia medis dan pemerintah. China menjadi episentrum, khususnya di Provinsi Guangdong, dengan laporan kasus menembus 7.000 dan beberapa estimasi mendekati 10.000 penderita.
Situasi ini mendorong negara tetangga, termasuk Indonesia, untuk meningkatkan kewaspadaan demi mencegah penyebaran lintas batas.
Tak hanya China, Singapura juga mengalami kenaikan kasus yang signifikan hingga mengeluarkan peringatan resmi bagi warganya. Lonjakan ini menjadi pengingat keras akan ancaman penyakit yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, vektor yang sama dengan penyebar demam berdarah dengue (DBD) dan Zika.
Menurut dr. Adriansyah, Sp.PD, meski angka kematian Chikungunya relatif rendah, dampak penyakit ini tidak boleh diremehkan.
“Demam tinggi mendadak hingga 39–40°C disertai nyeri sendi hebat adalah ciri khas Chikungunya. Nyeri sendi ini bisa membuat pasien sulit bergerak, sehingga penyakit ini sering disebut demam tulang,” ujarnya.
Gejala lain yang kerap muncul meliputi ruam kulit, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan ekstrem. Bahkan, nyeri sendi dapat berlangsung kronis hingga berbulan-bulan, mengganggu kualitas hidup penderitanya.
Hingga kini, belum ada obat antivirus khusus untuk Chikungunya. Penanganan bersifat suportif dengan istirahat total, hidrasi cukup, serta obat pereda demam seperti parasetamol. Penggunaan ibuprofen atau aspirin tanpa pemeriksaan medis sangat tidak dianjurkan karena berisiko fatal jika ternyata pasien menderita DBD.
Langkah Pencegahan: 3M Plus
Mengingat belum adanya terapi definitif, pencegahan menjadi strategi utama:
Menguras tempat penampungan air secara rutin.
Menutup rapat wadah penyimpanan air.
Mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menampung air.
Tindakan “Plus” meliputi penggunaan kelambu, penanaman tanaman pengusir nyamuk, memelihara ikan pemakan jentik, hingga penggunaan losion antinyamuk terutama saat pagi dan sore.
Kementerian Kesehatan RI meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, menjaga kebersihan lingkungan, dan segera memeriksakan diri jika mengalami gejala demam mendadak dengan nyeri sendi. Gotong royong dan kesadaran kolektif diyakini menjadi senjata utama mencegah wabah meluas di Tanah Air.(Hasyim Ashari/Disway/id)