IKNPOS.ID – Banyak orang tidak sadar bahwa tubuh sebenarnya telah memberi peringatan saat jantung mulai bermasalah. Sayangnya, sebagian besar gejala penyakit jantung muncul secara samar, bahkan menyerupai keluhan ringan yang sering diabaikan. Padahal, jika dikenali sejak dini, risiko serangan jantung bisa ditekan secara signifikan.
Sebagian besar penderita baru menyadari kondisi jantungnya ketika gejalanya sudah berat atau saat mengalami serangan jantung mendadak. Kondisi ini sering berujung fatal karena penanganan terlambat. Untuk itu, penting memahami gejala awal penyakit jantung dan tidak menganggapnya sepele.
Artikel ini akan membahas gejala awal yang paling sering diabaikan, mengapa hal itu berbahaya, serta apa yang bisa dilakukan untuk mendeteksinya lebih cepat.
Mengapa Gejala Awal Penyakit Jantung Sering Diabaikan?
Banyak orang mengira gejala penyakit jantung selalu ditandai dengan nyeri dada hebat atau sesak napas parah. Padahal, gejala awalnya bisa sangat ringan, samar, bahkan terasa seperti keluhan umum seperti masuk angin atau kelelahan.
Kesalahan umum lainnya adalah menganggap jantung hanya bermasalah pada orang tua, perokok, atau mereka yang kelebihan berat badan. Faktanya, penyakit jantung juga dapat menyerang orang muda, kurus, bahkan mereka yang rutin berolahraga, terutama jika ada riwayat keluarga atau stres kronis.
Selain itu, minimnya kesadaran tentang pentingnya cek jantung rutin menyebabkan banyak orang baru mengetahui gangguan jantungnya setelah terlambat.
Gejala Awal Penyakit Jantung yang Perlu Diwaspadai
Berikut beberapa gejala awal yang sering terabaikan, namun bisa menjadi awal dari serangan jantung yang serius:
1. Rasa Tidak Nyaman atau Tekanan di Dada
Gejala ini bisa terasa seperti dada ditekan benda berat, rasa penuh, atau nyeri yang datang dan pergi. Kadang tidak terasa sakit, hanya seperti tidak nyaman saat beraktivitas.
Meski tidak selalu terasa hebat, ini bisa menandakan aliran darah ke otot jantung terhambat. Jika kamu merasakan hal ini saat berjalan atau naik tangga, sebaiknya segera konsultasi ke dokter.