IKNPOS.ID – Keberadaan Ibu Kota Nusantara (IKN) diharapkan bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
Kepala Bappeda Kaltim, Yusliando, menargetkan Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita Kaltim melonjak dari Rp225 juta pada 2025 menjadi Rp850 juta hingga Rp1,2 miliar pada 2045, atau naik sekitar lima kali lipat.
“Ini kesempatan bersejarah bagi Kalimantan Timur. IKN bukan sekadar pemindahan pusat pemerintahan, tapi motor utama hilirisasi dan industrialisasi,” ujar Yusliando dalam Seminar Nasional Pengelolaan SDA dan Pembangunan IKN, beberapa waktu lalu.
Transformasi juga terlihat dari struktur ekonomi. Jika saat ini Kaltim masih bergantung pada sektor pertambangan yang menyumbang 40–50 persen, maka pada 2045 kontribusi pertambangan akan turun signifikan.
Sebaliknya, peran industri pengolahan ditargetkan mencapai 34 persen dan sektor jasa sekitar 20 persen.
Menurut Yusliando, pemindahan ibu kota ke IKN juga menjadi bagian dari misi pemerintah untuk mengurangi kesenjangan antara kawasan barat dan timur Indonesia.
Saat ini kontribusi PDB nasional dari kawasan timur baru 21,5 persen, jauh tertinggal dibanding kawasan barat yang mencapai 78 persen. Dengan adanya IKN, kontribusi kawasan timur ditargetkan naik menjadi 28,5 persen pada 2045.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, perekonomian Kaltim tumbuh stabil di tengah pembangunan IKN. Pada Triwulan II 2025, pertumbuhan ekonomi Kaltim mencapai 4,69 persen (year-on-year), meningkat dari 4,08 persen pada triwulan pertama. Industri pengolahan mencatat pertumbuhan tertinggi 15,12 persen, sementara ekspor barang dan jasa naik 7,18 persen.
Sementara Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Kaltim rata-rata 5–6 persen per tahun dalam lima tahun ke depan.
Pada 2025, pertumbuhan diperkirakan berada di kisaran 5,40–6,20 persen, ditopang pembangunan infrastruktur IKN, industri pengolahan, serta meningkatnya perdagangan dan konsumsi masyarakat.