Edukasi ini disampaikan dengan cara yang sederhana. Menyenangkan. Mudah dipahami. Sehingga dapat diserap oleh para siswa.
Pemeriksaan CKG Sekolah 2025 (H-2)
Siswa SD/Sederajat (Usia 7-12 Tahun) (H-4)
- Status gizi
- Merokok (khusus kelas 5-6)
- Tingkat aktivitas fisik (khusus kelas 4-6)
- Tekanan darah
- Gula darah
- Tuberkulosis
- Telinga
- Mata
- Gigi
- Jiwa
- Hati (hepatitis B)
- Kesehatan reproduksi (khusus kelas 4-6)
- Riwayat imunisasi (khusus kelas 1)
- Siswa SMP/Sederajat (Usia 13-15 Tahun) (H-4)
- Status gizi
- Merokok
- Tingkat aktivitas fisik
- Tekanan darah
- Gula darah (khusus kelas 7)
- Tuberkulosis
- Talasemia
- Anemia (khusus kelas 7)
- Telinga
- Mata
- Gigi
- Jiwa
- Hati (hepatitis B dan C)
- Kesehatan reproduksi
- Riwayat imunisasi HPV (khusus kelas 9 putri)
- Siswa SMA/Sederajat (Usia 16-17 Tahun) (H-4)
- Status gizi
- Merokok
- Tingkat aktivitas fisik
- Tekanan darah
- Gula darah
- Tuberkulosis
- Talasemia
- Anemia (khusus kelas 10 putri)
- Telinga
- Mata
- Gigi
- Jiwa
- Hati (hepatitis B dan C)
- Kesehatan reproduksi
Pemeriksaan Tambahan Berdasarkan Kelompok Usia (H-4)
1. Bayi Baru Lahir
Deteksi Kelainan Bawaan:
Gangguan hormon tiroid, enzim G6PD, hormon adrenal, penyakit jantung bawaan, kelainan saluran empedu.
Pengukuran Pertumbuhan & Perkembangan:
Berat badan, tinggi badan, perkembangan motorik, perkembangan kognitif.
2. Remaja dan Dewasa
Skrining Kesehatan Kardiovaskular:
Tekanan darah, kadar kolesterol, gula darah.
Pemeriksaan Fungsi Paru:
Deteksi tuberkulosis dan PPOK.
Skrining Kanker:
Kanker payudara, kanker leher rahim, kanker paru, kanker usus besar.
Pemeriksaan Tambahan (Sesuai Kebutuhan):
Urinalisis (urium), kreatinin, HIV, Elektrokardiogram (EKG).
Mengapa Anak Sekolah Menjadi Target Utama? (H-2)
Masa anak-anak dan remaja adalah fase emas yang sangat kritis untuk pertumbuhan dan perkembangan. Sayangnya, banyak masalah kesehatan pada fase ini yang sering luput dari perhatian.
“Masa anak itu masa yang sangat kritis supaya dia bisa selamatlah kalau ada masalah-masalah yang mengganggu pertumbuhan kejiwaan,” ujar pakar epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, dokter Pandu Riono kepada Disway, pada Jumat, 8 Agustus 2025.