1. Munculnya TBC Kebal Obat (MDR-TB)
TBC kebal obat adalah kondisi ketika bakteri tidak lagi mempan terhadap dua obat utama TBC, yaitu isoniazid dan rifampisin. Pengobatannya jauh lebih sulit dan bisa berlangsung 18–24 bulan dengan efek samping lebih berat.
2. Penyakit Bisa Kambuh Lebih Parah
Pasien yang merasa sembuh padahal belum tuntas bisa mengalami kekambuhan. Kondisi ini seringkali lebih parah dari infeksi sebelumnya dan berisiko komplikasi organ lainnya.
3. Potensi Menularkan Lebih Tinggi
Pasien yang tidak selesai pengobatan tetap bisa menularkan bakteri ke orang terdekat, terutama keluarga, anak-anak, atau orang dengan daya tahan tubuh lemah.
4. Dampak Sosial dan Ekonomi
Biaya pengobatan TBC kebal obat jauh lebih mahal. Pasien juga berisiko kehilangan produktivitas kerja dalam jangka panjang karena harus menjalani pengobatan intensif dan isolasi.
Tanda-Tanda Pasien Sering Berhenti Obat
Banyak pasien berhenti minum obat karena beberapa alasan, seperti:
Merasa sudah sembuh karena gejala hilang
Efek samping obat seperti mual, muntah, atau sakit perut
Bosan atau lupa minum obat
Kurangnya dukungan keluarga atau tenaga kesehatan
Padahal, tubuh yang tampak pulih belum tentu bebas dari bakteri. Bakteri TBC bisa bertahan dalam bentuk laten (tidak aktif) dan kembali aktif sewaktu-waktu jika sistem imun menurun.
Peran Keluarga dan Tenaga Kesehatan
Pasien TBC sangat membutuhkan dukungan lingkungan. Keluarga harus aktif mengingatkan jadwal minum obat, memastikan pasien kontrol rutin, dan membantu menjaga asupan gizi.
Tenaga kesehatan pun memiliki peran penting, mulai dari edukasi hingga pengawasan minum obat (DOTS). Sistem pengobatan ini bertujuan memastikan pasien benar-benar mengonsumsi obat setiap hari sesuai anjuran.
Apakah TBC Bisa Sembuh Total?
Ya, TBC bisa sembuh total asalkan pengobatan dijalani secara lengkap dan konsisten. Bahkan pasien dengan kondisi berat pun tetap punya peluang sembuh jika disiplin mengikuti prosedur medis.
Setelah dinyatakan sembuh oleh dokter, pasien tetap dianjurkan menjaga gaya hidup sehat, tidak merokok, dan rutin melakukan pemeriksaan ulang agar tidak terjadi kekambuhan.