IKNPOS.ID – Inggris kembali menghadapi tantangan besar dalam penanganan pandemi COVID-19. Kali ini, varian baru bernama Stratus mulai menunjukkan penyebaran yang mengkhawatirkan.
Dalam beberapa pekan terakhir, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Inggris (UKHSA) melaporkan peningkatan kasus signifikan yang disebabkan oleh varian ini.
Meski belum terbukti lebih mematikan, varian Stratus menarik perhatian karena kecepatan penularannya dan gejala yang sedikit berbeda dari varian sebelumnya seperti Delta dan Omicron.
Ciri-Ciri Infeksi Varian Stratus Menurut Dokter
Dr. Eleanor Vance, seorang konsultan penyakit menular di St. Thomas’ Hospital, London, memaparkan beberapa gejala khas yang tampak pada pasien varian Stratus:
Sakit Tenggorokan Parah dan Berkepanjangan
Gejala ini menjadi salah satu tanda paling menonjol. Pasien mengeluhkan rasa terbakar yang intens di tenggorokan, lebih menyakitkan dan berlangsung lebih lama dibandingkan infeksi COVID-19 sebelumnya.
Nyeri Otot dan Sendi yang Meluas (Mialgia)
Pasien dilaporkan mengalami pegal-pegal di seluruh tubuh, seolah habis melakukan aktivitas fisik berat. Rasa sakit terasa lebih menyeluruh dibandingkan dengan varian lain.
Gangguan Pencernaan
Kasus diare, mual, dan muntah lebih sering ditemukan pada pasien varian Stratus, meskipun gejala ini sebelumnya jarang dijumpai pada infeksi COVID-19 biasa.
Konjungtivitis (Mata Merah)
Beberapa pasien menunjukkan gejala mata merah, gatal, dan berair seperti terpapar debu. Setelah diuji, mereka dinyatakan positif COVID-19 varian Stratus.
Dr. Vance menekankan bahwa gejala dapat bervariasi pada setiap individu. Namun siapa pun yang mengalami tanda-tanda mirip flu disarankan untuk segera melakukan tes dan melakukan isolasi mandiri guna memutus rantai penyebaran.
Peringatan dan Imbauan Kesehatan
Merebaknya varian Stratus menimbulkan kekhawatiran akan potensi gelombang infeksi baru. Terlebih, saat ini banyak negara termasuk Inggris sudah melonggarkan protokol kesehatan.
Prof. Liam O’Connell, ahli virologi dari Imperial College London, mengingatkan, “Virus ini terus bermutasi. Meski vaksin tetap memberikan perlindungan, infeksi varian baru tetap bisa menimbulkan dampak serius, terutama bagi kelompok rentan.”