IKNPOS.ID – Banyak pengguna Nintendo Switch 2 belum tahu bahwa mengisi daya hingga 100 persen secara terus-menerus bisa memperpendek umur baterai. Padahal, menjaga kesehatan baterai adalah kunci agar perangkat ini tetap prima dalam jangka panjang. Untungnya, Nintendo telah menyematkan fitur penting untuk membantu mengatasi hal ini. Namun, fitur ini tidak aktif secara otomatis.
Kalau kamu termasuk pemilik Switch 2 yang bermain berjam-jam gaming setiap hari, atau sekadar suka menyimpan konsol dalam kondisi penuh, sekarang saatnya mengubah kebiasaan. Tips Nintendo Switch 2 seperti membatasi pengisian daya bisa memberikan dampak besar bagi usia baterai dalam jangka panjang. Artikel ini akan membahas cara sederhana menjaga daya tahan baterai Switch 2 agar tetap optimal selama bertahun-tahun.
Mengapa Pengisian Penuh Justru Mempercepat Kerusakan Baterai
Baterai lithium-ion memang dirancang untuk efisiensi dan daya tahan tinggi, tetapi tidak dirancang untuk terus berada di kondisi 100 persen. Setiap kali kamu membiarkan baterai berada di level penuh terlalu lama, tekanan internal meningkat dan menyebabkan degradasi kimia.
Related Post
Inilah yang biasa terjadi:
Suhu meningkat saat pengisian mendekati 100 persen
Tegangan maksimum mempercepat reaksi dalam sel baterai
Siklus pengisian penuh lebih cepat mengurangi kapasitas total
Perangkat seperti laptop modern atau HP flagship sudah lama mengatasi masalah ini dengan menyediakan fitur “Battery Limit” atau “Charge Threshold”. Nintendo mengikuti tren serupa lewat Switch 2.
Fitur Batasi Pengisian di Switch 2: Sudah Tersedia tapi Tak Aktif
Nintendo Switch 2 memiliki pengaturan tersembunyi di dalam menu sistem yang memungkinkan pengguna membatasi pengisian hanya sampai 90 persen. Ini adalah fitur yang sangat membantu jika kamu:
Sering memainkan konsol sambil mengisi daya
Menyimpan Switch 2 di dock dalam waktu lama
Ingin menjaga kesehatan baterai selama bertahun-tahun
Namun fitur ini tidak diaktifkan secara default. Kamu harus menyalakannya secara manual lewat menu pengaturan.
Terverifikasi Dewan Pers