IKNPOS.ID – Tim inti Pi Network baru saja mengumumkan perkembangan besar dalam proses migrasi ke mainnet. Kini, lebih dari 13 juta pengguna aktif sudah bergabung dalam ekosistem blockchain ini.
Dua sosok utama di balik proyek ini, Dr. Nicolas Kokkalis dan Dr. Chengdiao Fan, menyoroti sejumlah kemajuan penting, seperti peluncuran Pi App Studio dan pi Domains, yang bertujuan mendorong pengembangan aplikasi terdesentralisasi. Pi Network pun kian mantap mengarah menjadi fondasi ekonomi Web3 di masa depan.
Namun di balik kabar baik itu, proyek ini masih menghadapi tantangan besar, salah satunya adalah minimnya pencatatan token PI di bursa kripto utama dan masalah likuiditas. Saat ini, harga PI berada di kisaran $0,44, naik dua kali lipat sejak mainnet aktif pada Februari 2025. Tapi, dengan nilai kapitalisasi pasar sekitar $3,4 miliar, investor masih bersikap hati-hati.
Salah satu kekhawatiran utama adalah rencana pelepasan 620 juta token Pi pada Desember 2025. Banyak analis memperkirakan ini bisa menekan harga turun karena suplai yang bertambah drastis. Sebelumnya, saat 268 juta token dilepas pada Juli 2025, harga juga sempat fluktuatif.
Di sisi lain, tim Pi Network sedang menyiapkan fitur “Bank Pi” yang nantinya akan menghubungkan mata uang fiat dengan ekosistem Pi. Tapi sayangnya, belum ada penjelasan detail soal bagaimana mekanisme ini akan bekerja.
Mereka juga baru saja memperkenalkan sistem verifikasi KYC via email untuk mempermudah pengguna baru bergabung, merespons kritik soal akses yang sulit sebelumnya. Meski begitu, sejumlah pihak masih menilai lambatnya pembukaan mainnet secara penuh dan belum adanya kerja sama nyata di dunia nyata jadi penghambat utama perkembangan proyek.
Komunitas pun terbagi. Banyak yang mengapresiasi hadirnya fitur-fitur baru seperti Pi App Studio dan staking directory, tapi masalah likuiditas dan volatilitas harga tetap jadi topik hangat. Para investor besar (institusional) pun masih menunggu bukti nyata tentang manfaat PI sebelum benar-benar terjun.