IKNPOS.ID – PiNaira Bank di Nigeria memberikan layanan pinjaman berbasis Pi Coin bagi petani dan UMKM. Bagaimana kondisi Indonesia? Saatnya meninjau ulang potensi adopsi kripto untuk pertanian dan usaha kecil.
Di tengah skeptisisme global terhadap kripto, Nigeria membuat gebrakan konkret. Melalui PiNaira Bank, sebuah lembaga keuangan digital berbasis Pi Network, kini petani dan pelaku UMKM di Nigeria dapat mengakses pinjaman modal usaha hanya dengan jaminan Pi Coin.
Ini bukan sekadar wacana. Dengan modal awal 1.000 Pi Coin, para petani dan pengusaha kecil di Nigeria bisa langsung menikmati:
Tabungan berbunga 5% per tahun
Pinjaman usaha berbasis aset digital
Marketplace internal untuk menjual hasil panen dan produk
Akses ke ATM Pi Coin yang bisa digunakan belanja di merchant lokal
Inovasi ini menjadikan PiNaira sebagai bank digital berbasis kripto pertama yang melayani masyarakat lapisan bawah secara langsung, bukan hanya investor besar atau trader elit.
Petani dan UMKM Nigeria Naik Kelas Lewat Pi Coin
Langkah PiNaira benar-benar menyentuh akar rumput. Petani kecil yang biasanya sulit mengakses kredit konvensional, kini cukup bermodal Pi Coin untuk mendapat pembiayaan. Hasil produksi mereka pun bisa langsung dipasarkan lewat marketplace internal, tanpa biaya distribusi tinggi atau tengkulak.
Dengan dukungan penuh terhadap ekosistem digital, PiNaira bukan hanya memberikan layanan keuangan—tetapi membangun jalur ekonomi baru berbasis komunitas dan teknologi blockchain.
Bagaimana dengan Indonesia?
Pertanyaannya sekarang: Mengapa belum ada yang seperti ini di Indonesia? Padahal, Indonesia punya:
Lebih dari 17 juta pelaku UMKM aktif, Komunitas petani yang tersebar dari Sabang sampai MeraukeRatusan ribu pioneer Pi Network aktif yang menambang sejak awal. Namun sampai saat ini, belum terlihat gebrakan nyata untuk memanfaatkan Pi Coin sebagai alat pinjam-meminjam atau pembiayaan pertanian.
Bandingkan dengan Nigeria:
Jika dibadingkan di Indonesia, keuangan digital di Nigeria mengalami perkembangan pesat. Pemerintah Nigeria relatif terbuka terhadap blockchain, sehingga komunitas kripto berkembang cepat. Inovasi grassroots seperti PiNaira muncul dari komunitas,
Sementara di Indonesia, regulasi kripto masih ketat dan penggunaan Pi Coin belum mendapatkan legitimasi sebagai alat pembayaran atau jaminan pinjaman. Meskipun begitu, peluang untuk membawa sistem seperti PiNaira ke desa-desa di Indonesia terbuka lebar.
ATM Pi Coin: Inovasi atau Tantangan?
Salah satu fitur yang menarik di Nigeria adalah ATM Pi Coin, memungkinkan nasabah melakukan transaksi layaknya kartu debit biasa. Jika fitur ini diterapkan di Indonesia, dengan kerja sama merchant lokal dan komunitas petani, bisa jadi jawaban atas masalah akses keuangan di daerah terpencil.
Namun, pertanyaannya tetap: Apakah kita siap? Apakah komunitas Pi Network Indonesia mampu membuat terobosan serupa—dengan dukungan, kolaborasi, dan semangat inovasi?
Nigeria sudah membuktikan bahwa kripto bukan hanya alat spekulasi, tapi bisa menjadi solusi ekonomi riil. Melalui PiNaira, petani dan UMKM mendapat akses modal dan pasar, dua hal yang selama ini menjadi kendala utama di sektor pertanian dan usaha mikro.
Indonesia, sebagai negara dengan komunitas kripto yang besar dan potensi sektor informal yang masif, bisa belajar dari Nigeria. Jika ada kolaborasi antara developer, komunitas Pi, dan pelaku UMKM, bukan tidak mungkin kita juga bisa meluncurkan “PiNusantara”, bank digital berbasis Pi Coin untuk membantu petani negeri sendiri.
Karena revolusi ekonomi digital tidak harus menunggu bank sentral, cukup dimulai dari satu komunitas… dan satu koin.