Pernyataan ini langsung disambut dingin oleh pasar kripto, yang sebelumnya mengharapkan adanya angin segar dari sisi suku bunga.
Inflow Kripto Tetap Tumbuh, Altcoin dan DeFi Makin Dilirik
Meskipun ketidakpastian makroekonomi masih mendominasi, pasar kripto tetap mencatat pertumbuhan positif.
Dalam laporan terbarunya, JPMorgan mengungkapkan bahwa inflow aset kripto secara global telah mencapai US$ 60 miliar secara year-to-date, atau naik hampir 50% dibandingkan dengan Mei 2025.
Volume perdagangan spot juga mengalami lonjakan, menembus angka US$ 500 miliar per 28 Juli 2025.
Lonjakan ini didorong oleh minat tinggi terhadap altcoin, stablecoin, token berbasis kecerdasan buatan (AI token), serta aset DeFi yang semakin populer di kalangan investor muda.
“Investor juga mulai menjajaki Ethereum sebagai aset yang menghasilkan imbal hasil melalui fitur staking ETF,” lanjut Fahmi.
Staking ETF memungkinkan investor memperoleh pendapatan pasif dari ETH yang dikunci dalam sistem, tanpa harus repot mengelola validator atau perangkat khusus.
Strategi Pelaku Pasar: Pantau Sinyal FOMC dan Arah Inflasi
Menjelang pengumuman resmi hasil rapat FOMC, Fahmi menyarankan para pelaku pasar untuk mencermati sejumlah faktor penting. Di antaranya:
- Arah inflasi inti AS dan potensi perlambatan ekonomi,
- Sinyal kebijakan moneter The Fed pasca FOMC,
- Regulasi kripto terbaru di AS dan negara-negara besar lainnya,
- Peluncuran produk kripto baru, seperti ETF berbasis altcoin atau teknologi blockchain AI,
- Pergerakan rotasi modal dari Bitcoin ke altcoin yang bisa membuka peluang bagi investor early mover.
“Meski risiko masih tinggi, fase seperti ini juga bisa jadi peluang jika dibaca dengan cermat. Investor tidak harus buru-buru masuk, tapi juga jangan terlalu takut kehilangan momentum,” kata Fahmi.