Tambang Bitcoin juga menjadi solusi bagi surplus listrik di musim hujan, ketika produksi pembangkit air melebihi kebutuhan dalam negeri. Energi yang biasanya diekspor, kini bisa langsung digunakan di pusat-pusat mining, menciptakan sistem buffer energi sekaligus sumber devisa baru.
Visi Ambisius: Kota Kripto dan Digitalisasi Finansial
Tak berhenti di situ, Bhutan kini tengah mengembangkan sebuah proyek ambisius bernama Gelephu Mindfulness City. Kota futuristik ini dirancang sebagai kota berbasis kripto, di mana Bitcoin terintegrasi dengan berbagai sektor seperti real estat, pariwisata, keuangan, dan pelayanan publik.
Untuk mendukung ekosistem digital tersebut, Bhutan juga tengah bersiap meluncurkan mata uang digital nasional berbasis emas serta sistem perbankan full-reserve digital, yang memungkinkan pengelolaan keuangan tanpa campur tangan lembaga spekulatif.
Selain itu, kapasitas pembangkit listrik tenaga air Bhutan direncanakan akan ditingkatkan dari 3,5 gigawatt menjadi 15 hingga 33 gigawatt dalam 10 tahun ke depan. Hal ini bertujuan memperkuat infrastruktur energi nasional guna menopang pertumbuhan sektor kripto dan digitalisasi ekonomi.
Menuju Pemimpin Blockchain Asia Selatan
Dengan strategi yang menggabungkan keberlanjutan lingkungan, kemandirian energi, inovasi teknologi, dan visi ekonomi digital, Bhutan kini mulai dipandang sebagai calon pemimpin blockchain di kawasan Asia Selatan.
Langkah Bhutan ini sekaligus menunjukkan bahwa teknologi kripto bukan hanya milik negara maju atau perusahaan besar. Negara kecil pun bisa menjadi pemain besar, selama memiliki visi yang kuat dan keberanian untuk berinovasi. *