Berikut ini beberapa jenis video yang dinyatakan berisiko kehilangan monetisasi:
1. Video yang menggunakan skrip dan format yang sama, lalu diunggah berkali-kali dalam jumlah besar.
2. Video kompilasi tanpa komentar, narasi, atau analisis tambahan, seperti klip acak dari TikTok, film, atau berita.
3. Konten yang hanya menampilkan narasi AI otomatis tanpa penyuntingan ulang atau penyesuaian untuk membuatnya lebih manusiawi.
4. Video dokumenter atau berita yang dibuat sepenuhnya oleh AI, tanpa kontribusi kreatif dari manusia.
Jika seorang kreator terus-menerus mengunggah konten jenis ini, bukan hanya videonya yang tidak bisa dimonetisasi, tapi kanal YouTube-nya bisa dikeluarkan dari YPP secara permanen.
Apa Kata YouTube?
Rene Ritchie, Kepala Editorial sekaligus Creator Liaison di YouTube, memberikan penjelasan bahwa kebijakan ini sebenarnya sudah lama diterapkan secara tidak langsung, namun kini diperjelas agar lebih mudah ditegakkan.
““Perubahan ini untuk lebih mudah mendeteksi konten yang diproduksi massal atau berulang, yang sudah sejak lama tidak memenuhi syarat monetisasi karena dianggap spam oleh penonton,” ujar Ritchie.
Dia juga menambahkan bahwa aturan soal konten “reused” atau konten yang mengambil materi dari pihak lain, seperti video reaksi atau komentar, tidak berubah. Jenis video ini masih bisa dimonetisasi asal disertai nilai tambah yang jelas, misalnya analisis, opini, atau konteks yang memperkaya konten aslinya.
Ancaman Serius untuk Kanal-Kanal Otomatis
Perubahan ini bisa berdampak besar pada kanal-kanal YouTube yang selama ini mengandalkan produksi konten otomatis menggunakan AI.
Dalam beberapa tahun terakhir, muncul tren kanal yang bisa memproduksi puluhan hingga ratusan video per hari hanya dengan menggabungkan teks AI, suara sintetis, dan gambar stok. Kini, model bisnis seperti itu akan sulit bertahan.
Bagi kreator pemula maupun yang sudah berpengalaman, ini menjadi peringatan penting bahwa nilai orisinalitas dan sentuhan manusia tetap menjadi fondasi utama dalam platform seperti YouTube. Konten buatan AI yang tidak dikurasi dengan baik tidak hanya dianggap membosankan oleh penonton, tetapi juga berisiko melanggar kebijakan. *