2. Tidak Ada Mekanisme Deflasi
Menurut analis Zoe, salah satu penyebab lesunya harga Pi adalah tidak adanya mekanisme deflasi seperti token burn atau penguncian suplai jangka panjang. Akibatnya, jumlah token yang beredar terus meningkat tanpa strategi untuk mengendalikan pasokan.
3. Respon Pasar yang Minim pada Update Teknis
Sama seperti saat perayaan Pi2Day, harga Pi Coin gagal menunjukkan respons positif meskipun ada kabar besar. Hal ini menandakan sentimen pasar terhadap Pi saat ini sedang lesu.
Apakah Pi Coin Masih Layak Dipegang?
Meskipun saat ini Pi Coin sedang “berdarah-darah”, beberapa analis tetap optimistis. Seorang analis kripto populer yang dikenal dengan nama Dr Altcoin menyatakan bahwa hampir semua kripto “serius” pada akhirnya berhasil menembus harga tertingginya. Menurutnya, Pi Network hanya butuh waktu dan momentum.
“Semua proyek besar pasti mengalami fase stagnasi, tetapi jika ekosistem berkembang, harga akan mengikuti,” ungkap Dr Altcoin.
Pi Network Masih Terus Berkembang
Terlepas dari masalah harga, dari sisi ekosistem, Pi Network terus menunjukkan perkembangan pesat:
dApp berbasis AI di Pi App Studio terus bertambah.
Infrastruktur jaringan diperkuat, termasuk upgrade Pi Wallet dan keamanan node.
Fokus pada penguatan komunitas dan pemanfaatan token secara nyata.
Migrasi Sukses, Tapi Pasar Masih Ragu
Fase migrasi Pi Network merupakan pencapaian besar, namun kenyataan di pasar menunjukkan bahwa itu belum cukup untuk mengubah arah harga Pi Coin secara signifikan.
Tanpa disertai langkah konkret seperti strategi deflasi, listing di bursa besar, atau peningkatan permintaan utility, harga token ini bisa tetap stagnan atau bahkan terus melemah.
Namun, bagi investor jangka panjang, ini bisa menjadi kesempatan untuk “akumulasi di harga bawah”, terutama jika mereka percaya pada masa depan ekosistem Pi.