IKNPOS.ID – Para mahasiswa yang berasal dari wilayah tertinggal di Kalimantan Timur (Kaltim), seperti Kabupaten Kutai Barat dan Mahakam Ulu mendapat prioritas beasiswa di Program Gratispol. Kebijakan khusus itu diterapkan pemerintah Provinsi Kaltim.
Menurut Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Setda Kaltim, Dasmiah, kebijakan tersebut menjadi langkah strategis untuk pemerataan akses pendidikan tinggi di wilayah yang masih mengalami kesenjangan.
Ia menjelaskan, bantuan biaya pendidikan ini ditujukan tidak hanya untuk mendukung prestasi akademik, tetapi juga sebagai upaya mengangkat kesejahteraan masyarakat di wilayah dengan tingkat kemiskinan tertinggi.
“Mahasiswa dari Mahakam Hulu (Mahulu) dan Kutai Barat (Kubar) menjadi perhatian utama. Pendidikan adalah salah satu cara untuk mengangkat taraf hidup mereka,” ujarnya.
Bantuan Program Gratispol untuk mahasiswa luar Kaltim bersifat selektif. Salah satu syarat utama adalah kuliah di 10 perguruan tinggi negeri (PTN) terbaik nasional seperti Universitas Gadjah Mada (UGM) atau Institut Teknologi Bandung (ITB), atau mengambil jurusan strategis yang belum tersedia di Kaltim, seperti kedokteran spesialis.
“Harapannya, ilmu yang mereka peroleh bisa dibawa pulang dan dimanfaatkan untuk membangun daerah asal,” jelasnya.
Program ini juga tidak diberikan secara otomatis setiap tahun. Evaluasi dilakukan tiap semester dengan mempertimbangkan capaian Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Mahasiswa yang tidak memenuhi standar akan otomatis gugur sebagai penerima.
“Ini murni beasiswa berbasis prestasi dan tanggung jawab. Kalau IPK turun, otomatis tidak bisa lanjut,” katanya menegaskan.
Ia juga mendorong mahasiswa untuk mempertimbangkan kuliah di dalam provinsi demi membangun kepercayaan terhadap kualitas pendidikan tinggi lokal, sekaligus mendukung penguatan kapasitas kampus-kampus di Kaltim.
Tahun 2025, Pemprov Kaltim menargetkan 857 orang penerima beasiswa Gratispol untuk mahasiswa luar provinsi dan 89 untuk luar negeri. Sementara pada tahun 2025 jumlah itu diproyeksikan naik menjadi 892 dan 133 penerima mahasiswa di luar provinsi.