Banyak juga yang merekomendasikan menggunakan hari kerja untuk tugas-tugas penting, dan menyimpan aktivitas wisata di akhir pekan atau sore hari setelah pekerjaan selesai.
Dampak Positif untuk Keseimbangan Hidup
Salah satu alasan workcation semakin diminati adalah karena manfaatnya terhadap keseimbangan hidup atau work-life balance. Bekerja dari lokasi yang menyegarkan secara mental dan fisik terbukti mampu meningkatkan semangat dan mengurangi stres.
Suasana yang tenang dan menyenangkan dapat memberi jeda dari rutinitas yang membosankan, sehingga produktivitas justru meningkat.
Banyak pekerja remote yang mengaku merasa lebih kreatif dan bersemangat saat menjalani workcation, karena mereka tidak merasa terjebak dalam lingkungan kerja yang monoton.
Bahkan beberapa perusahaan kini mulai membuka opsi resmi bagi karyawan untuk melakukan workcation sebagai bagian dari kebijakan fleksibilitas kerja mereka.
Namun, penting juga untuk mencermati batasan antara kehidupan pribadi dan profesional. Tanpa manajemen waktu yang baik, workcation bisa berubah menjadi ‘kerja tanpa libur’ alih-alih memberikan relaksasi. Oleh karena itu, penting untuk tetap menjaga batasan agar pengalaman workcation tetap positif.
Gaya Hidup Baru yang Terus Berkembang
Workcation bukan hanya tren sesaat, melainkan bagian dari perubahan gaya hidup yang terjadi secara global. Digitalisasi, fleksibilitas waktu kerja, dan pergeseran nilai tentang keseimbangan hidup menjadikan konsep ini semakin relevan.
Terlebih lagi, generasi milenial dan Gen Z cenderung lebih menyukai pengalaman hidup yang bermakna, bukan hanya rutinitas pekerjaan kantor yang kaku.
Dengan kemajuan teknologi dan dukungan fasilitas digital di berbagai tempat wisata, tidak mustahil workcation akan menjadi model kerja masa depan.
Baik sebagai cara untuk menyegarkan pikiran, mencari inspirasi baru, atau sekadar menyatu dengan alam sambil tetap produktif, workcation menawarkan kemungkinan baru bagi cara kita memandang pekerjaan dan liburan. *