IKNPOS.ID – Harga Pi Network tak kungjung membaik dalam beberapa bulan terakhir yang sebelumnya menyentuh $2,79, kini harga Pi Coin berada di sekitar $0,49 atau setara Rp7.980 (kurs $1 = Rp16.217 per 3 Juli 2025).
Para Pioneer (pengguna Pi Network) mulai kecewa dan khawatir mengenai kondisi harga Pi yang terus mengalami penurunan. Sehingga banyak bertanya-tanya mengenai masa depan harag Pi Network kedepanya.
Analisis kripto Dr Altcoin menilai jika besar kemungkinan harga Pi akan turun di bawah $0,40 (sekitar Rp6.000) dalam waktu dekat.
Related Post
Berikut ini akan mengulas mengenai harga Pi Network hari Kamis 3 Juli 2025.
Harga Pi Network
Hari ini, harga Pi Network naik tipis sebesar 0,8% dalam 24 jam terakhir dan berada di posisi $0,4921. Dalam sehari, harga sempat menyentuh titik terendah di $0,4842 dan tertinggi di $0,5038. Meskipun pergerakannya sempit, fluktuasi ini menandakan adanya dinamika pasar yang aktif.
Volume transaksi harian mencapai lebih dari $105 juta, menunjukkan bahwa minat beli-jual terhadap Pi masih tinggi. Sampai saat ini, kapitalisasi pasar Pi Network berada di angka $3,75 miliar, dengan valuasi penuh (FDV) sebesar $5,78 miliar.
Kenapa Harga Pi Tak Akan Jatuh di Bawah $0,40?
Dr Altcoin menilai bahwa alasan utama harga Pi stabil adalah karena 90% total pasokan koin masih dikendalikan oleh tim inti Pi Network dan mereka punya kendali atas beberapa banyak token yang dilepas ke pasar.
Apabila harga turun terlalu dalam dan menembus batas $0,40, dampaknya bisa serius Pi bisa keluar dari daftar 30 besar kripto dan kehilangan daya tarik di mata investor.
Itulah mengapa tim Pi kemungkinan besar akan mengambil langkah-langkah untuk mencegah hal itu terjadi, misalnya dengan menahan pelepasan token baru atau membuat pengumuman strategis.
Penurunan harga di bawah ambang $0,40 bukan hanya soal angka, tapi bisa mempengaruhi reputasi dan masa depan ekosistem Pi secara keseluruhan. Ketertarikan dari pengembang, mitra, hingga investor besar bisa memudar jika kepercayaan terhadap stabilitas harga hilang.
Terverifikasi Dewan Pers