IKNPOS.ID – Harga Pepe Coin kembali menjadi sorotan setelah mencatat penurunan signifikan selama tujuh hari terakhir. Koin yang dikenal sebagai salah satu memecoin paling populer ini turun hampir 18 persen dalam sepekan, menyentuh level $0.00001152. Penurunan ini memunculkan pertanyaan besar: apakah harga Pepe Coin hanya terkoreksi sementara, atau memang sedang kehilangan momentumnya?
Fenomena memecoin memang kerap mengejutkan pasar. Volatilitas tinggi, komunitas besar, dan sentimen media sosial bisa membuat harga naik atau jatuh dalam hitungan jam. Namun dalam kasus PEPE, ada data penting yang perlu dianalisis lebih dalam agar kita tidak terjebak dalam spekulasi semata.
Volume Naik di Tengah Harga Turun
Menariknya, saat harga Pepe Coin merosot, volume perdagangan justru naik sekitar 11 persen dalam 24 jam terakhir. Data mencatat volume harian mencapai $852 juta dengan rasio volume terhadap kapitalisasi pasar sebesar 17,29 persen. Ini menunjukkan bahwa aktivitas jual beli masih sangat aktif. Artinya, meskipun harga turun, antusiasme pasar belum sepenuhnya hilang.
Peningkatan volume di tengah penurunan harga bisa memiliki dua arti. Pertama, banyak investor yang melakukan aksi jual besar-besaran, mungkin karena panik atau mengambil keuntungan. Kedua, ada pembeli baru yang masuk dengan strategi “buy the dip”, berharap harga akan rebound dalam waktu dekat.
Posisi PEPE di Pasar Kripto Saat Ini
Kapitalisasi pasar Pepe Coin saat ini berada di kisaran $4.84 miliar. Angka ini turun sekitar 2.38 persen dibanding pekan sebelumnya. Namun, yang patut dicatat adalah suplai yang hampir sepenuhnya beredar. Dengan total supply 420.69 triliun PEPE dan suplai beredar 420.68 triliun, artinya risiko dilusi akibat token baru sangat kecil.
Hal ini membuat PEPE berada dalam posisi unik dibanding banyak altcoin lain. Tidak adanya tambahan suplai berarti harga hanya digerakkan oleh permintaan pasar. Namun, karena PEPE tidak punya utilitas yang kuat selain menjadi memecoin, semua sentimen sepenuhnya bergantung pada tren, komunitas, dan momentum sosial.
Terverifikasi Dewan Pers