Hanya dengan menjual sebagian dari kepemilikannya, harga PI bisa langsung anjlok. Sebaliknya, mereka bisa menahan pasokan untuk membuat harga naik buatan.
Kondisi ini semakin berbahaya karena saat ini PI masih berada di fase enclosed mainnet, alias belum bisa diperjualbelikan bebas di bursa besar seperti Binance, Bybit, atau Coinbase.
Transaksi yang terjadi pun hanya sebatas IOU (I Owe You) di pasar sekunder, yang tidak mewakili harga riil PI di blockchain. Akibatnya, banyak pionir merasa gamang dan mulai mempertanyakan apakah proyek ini benar-benar berpihak pada komunitas.
Unlock Token dan Potensi Tekanan Jual
Masalah distribusi ini bisa semakin memanas karena mulai Juli 2025, Pi Network akan memasuki fase unlock token.
Sebanyak 337 juta PI akan mulai dilepas dari periode penguncian (lockup), dan akan diikuti dengan unlock bulanan selama satu tahun ke depan, dengan total sekitar 1,4 miliar PI.
Jika para whale termasuk dalam penerima unlock tersebut dan memutuskan menjual PI mereka di pasar terbuka, maka bisa terjadi tekanan jual besar-besaran. Ini berisiko membuat harga Pi Coin anjlok dan kepercayaan publik terhadap proyek bisa terguncang.
Saat ini saja, harga Pi Coin di pasar sekunder masih berfluktuasi di kisaran $0,51 hingga $0,53, jauh di bawah puncaknya di awal Juni 2025 yang sempat menyentuh $0,65.
Pi Network Harus Transparan
Banyak pengamat dan pengguna mulai mendesak agar Pi Core Team lebih terbuka soal:
- Struktur distribusi koin,
- Identitas wallet besar (atau minimal klasifikasinya: developer, komunitas, investor, dlsb),
- Mekanisme pembakaran koin,
- Rencana listing resmi,
- Dan kebijakan unlock jangka panjang.
Tanpa kejelasan tersebut, proyek yang digadang-gadang sebagai “kripto rakyat” ini bisa kehilangan legitimasi di mata penggunanya sendiri.
Saatnya Komunitas Waspada
Bagi para pionir Pi Network, temuan ini bisa jadi momen penting untuk membuka mata dan melihat gambaran besar.
Apakah proyek ini memang memberi ruang yang adil bagi semua, atau hanya memanfaatkan jutaan pengguna sebagai angka? Apakah masih layak menambang jika kue besarnya hanya dinikmati oleh segelintir wallet besar?