Sinergi BUMN dan Investor Raksasa
Salah satu kekuatan utama Danantara adalah kemampuannya untuk menyatukan kekuatan BUMN dan menarik investor kelas kakap.
Sejak awal, beberapa lembaga dan BUMN terkemuka telah menunjukkan komitmen kuat untuk bergabung dan mendukung Danantara:
-
Kementerian Keuangan: Sebagai penggagas utama, Kementerian Keuangan akan menjadi sumber modal awal dan regulator utama Danantara, memastikan kerangka hukum dan operasional yang solid.
-
BUMN Sektor Infrastruktur:
-
PT Hutama Karya (Persero): Berpotensi berinvestasi dalam proyek jalan tol dan infrastruktur lainnya yang merupakan keahliannya.
-
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk: Dengan pengalaman luas dalam konstruksi, WIKA dapat menjadi mitra strategis dalam berbagai proyek.
-
PT Adhi Karya (Persero) Tbk: Juga merupakan pemain kunci dalam pembangunan infrastruktur.
-
BUMN Sektor Energi:
-
PT Pertamina (Persero): Berpotensi berinvestasi dalam proyek-proyek energi. Termasuk energi terbarukan.
-
PT PLN (Persero): Menjadi mitra utama dalam proyek-proyek ketenagalistrikan dan transisi energi.
-
Dana Pensiun dan Lembaga Keuangan Domestik:
-
BPJS Ketenagakerjaan dan PT Taspen (Persero): Potensi dana jumbo dari pensiun yang dapat dialokasikan ke proyek-proyek strategis melalui Danantara, memberikan imbal hasil yang stabil bagi peserta.
-
Bank BUMN Besar (Mandiri, BRI, BNI): Dapat menjadi mitra pembiayaan dan penyedia layanan perbankan untuk proyek-proyek Danantara.
-
Investor Global Potensial: Meskipun nilai investasi spesifik dari masing-masing investor global akan bervariasi tergantung kesepakatan, Danantara menargetkan nama-nama besar seperti:
-
BlackRock, Abu Dhabi Investment Authority (ADIA), GIC (Singapore’s Sovereign Wealth Fund), atau Temasek Holdings. Lembaga-lembaga ini memiliki dana triliunan dolar dan selalu mencari peluang investasi jangka panjang yang stabil dengan tata kelola yang baik.
-
Nilai investasi awal dari masing-masing BUMN atau lembaga domestik bisa berkisar dari puluhan miliar hingga triliunan rupiah. Tergantung pada mandat dan kapasitas masing-masing. Sementara itu, investasi dari pihak asing bisa mencapai ratusan juta hingga miliaran dolar AS per proyek.
4 Bank Internasional Kelas Kakap
Tak hanya itu, Danantara juga telah berhasil menunjuk 4 bank internasional kelas kakap untuk mengoordinasikan pinjaman multicurrency hingga $10 miliar.
Keempat bank prestisius tersebut adalah DBS Group, HSBC, Natixis, dan Standard Chartered. Pinjaman kolosal ini menjadikannya “salah satu fasilitas pembiayaan terbesar di Asia Tenggara dalam beberapa tahun terakhir.”
Ini bukti nyata kepercayaan dunia terhadap potensi ekonomi Indonesia di bawah naungan Danantara.
Keberhasilan Danantara dalam mengumpulkan dana juga patut diacungi jempol. Selain pinjaman multicurrency US$10 miliar, Danantara juga telah mengamankan pendanaan yang tak kalah spektakuler:
Pendanaan Rp163,15 Triliun dari 12 Bank Asing:
Dana sebesar itu diperoleh dari konsorsium 12 bank asing. Yang lebih mengejutkan, pendanaan ini didapatkan tanpa jaminan. Sebuah indikator kuat kepercayaan bank-bank asing terhadap Danantara.