Perubahan tren ini semakin diperkuat oleh laporan dari The Verge yang berkolaborasi dengan Vox Media’s Research and Insights Team dan Two Cents Insights.
Laporan tersebut menyoroti bagaimana perkembangan teknologi, khususnya AI, telah mengubah cara masyarakat mencari informasi di internet.
Konsumen, khususnya generasi muda, mulai kehilangan kepercayaan pada Google dan platform pencarian tradisional lainnya.
Survei Menunjukkan Pergeseran Perilaku Signifikan:
- 55% responden lebih memilih mencari informasi baru melalui komunitas daring daripada mesin pencari seperti Google.
- 52% responden telah beralih menggunakan chatbot AI dan platform seperti TikTok untuk mencari informasi.
- 76% responden menyatakan bahwa lebih dari seperempat hasil pencarian belanja online di Google didominasi konten bersponsor atau promosi berbayar. Namun hanya 14% dari konten tersebut yang benar-benar membantu pengalaman pencarian.
Fenomena di Kalangan Generasi Muda:
- 61% Gen Z kini beralih menggunakan tool AI saat mencari informasi spesifik, meninggalkan Google.
- 53% Milenial juga menunjukkan tren serupa.
Ini bukan sekadar tren sesaat. Melainkan indikasi kuat kepercayaan terhadap mesin pencari konvensional mulai terkikis. Pengguna mencari pengalaman yang lebih personal, terkurasi, dan bebas dari iklan yang mengganggu.
Peningkatan signifikan dalam teknologi AI tidak hanya menghadirkan alternatif pencarian, tetapi juga mengubah ekspektasi pengguna.
Mereka menginginkan jawaban langsung, bukan lagi daftar panjang tautan. Inilah celah yang dimanfaatkan Perplexity AI dan potensi peramban Comet.
Pergolakan ini menandai awal dari era baru di mana mesin pencari bukan lagi sekadar gerbang informasi.
Melainkan asisten cerdas yang memahami konteks dan memberikan jawaban yang paling relevan.
Jika Google tidak beradaptasi dengan cepat, dominasinya bisa jadi akan segera berakhir. Ini bukan hanya tentang teknologi.
Tetapi tentang pergeseran fundamental dalam cara miliaran orang di dunia menemukan dan mengonsumsi informasi.