IKNPOS.ID – Masih ingat tren tanaman hias yang booming saat masa pandemi COVID-19? Salah satunya adalah Monstera Variegata, tanaman dengan daun unik yang pernah diburu hingga puluhan juta rupiah oleh para kolektor.
Tanaman ini menjadi simbol prestise karena tampilannya yang cantik dan tidak biasa. Padahal, sebenarnya Monstera Variegata merupakan hasil rekayasa dari monstera hijau biasa.
Daunnya yang belang putih ini berbentuk akibat fenomena variegasi, munculanya warna berbeda pada daun dan batang karena kurangnya klorofil di beberapa bagian sel tumbuhan. Fenomena ini bisa terjadi karena mutasi genetik, dan kadang juga dipicu oleh infeksi jamur.
Harga Fantastis, Tapi Bisa Dibuat Sendiri
Hingga kini, harga monstera variegata masih terbilang tinggi. Satu tanaman bisa dijual mulai dari Rp 2 juta, sementara monstera hijau biasa hanya sekitar Rp 15 ribuan.
Kabar baiknya, ternyata monstera hijau ini bisa diubah menjadi seperti variegata dengan cara sederhana dan murah. Teknik ini sempat dibagikan di kanal YouTube Kebun Tetangga, dan cukup menarik untuk dicoba, terutama bagi penggemar tanaman hias yang ingin punya variegata tanpa merogoh kocek dalam.
Cara Membuat Variegata dari Monstera Hijau
Berikut langkah-langkah sederhananya:
Siapkan larutan antibiotik:
Campurkan 2 botol air mineral (600 ml) dengan 2 botol antibiotik streptomycin sulfat (1 botol untuk 1 botol air).
Aduk hingga tercampur rata di dalam wadah.
Potong batang monstera hijau, lalu tunggu hingga muncul bakal tunas.
Rendam bakal tunas ke dalam larutan antibiotik tersebut selama 2 hari 2 malam (48 jam).
Setelah proses perendaman selesai, tanam kembali seperti biasa dan tunggu daun baru tumbuh.
Dalam waktu sekitar sebulan, daun baru mulai muncul dengan warna yang lebih pucat—tanda awal terbentuknya variegasi. Warna hijau pada daun akan terlihat memudar atau bahkan muncul bercak putih, mirip dengan variegata alami.
Namun, perlu diingat: hasil ini bukan variegata alami, melainkan hasil perlakuan atau “variegata buatan”. Daun yang baru tumbuh masih bisa kembali ke warna hijau normal, terutama jika perlakuan hanya dilakukan sekali. Umumnya, setelah empat kali perlakuan, kemungkinan hasilnya bisa lebih permanen.