IKNPOS.ID – Keberadaan Ibu Kota Nusantara (IKN) menghadirkan tantangan bagi wilayah yang berada di sekitarnya, termasuk bagi Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).
Wilayah yang juga kenal sebagai Serambi IKN ini memiliki prevalensi stunting tinggi. Untuk itu, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalimantan Timur (Kaltim) fokus melakukan mitigasi stunting di kabupaten tersebut.
“Prevalensi stunting di Penajam Paser Utara tergolong tinggi, mencapai 32 persen. Padahal, daerah ini beririsan dengan IKN,” ujar Kepala BKKBN Kaltim, Nurizky Permanajati, Kamis, 31 Juli 2025.
Fokus penanganan di Kabupaten PPU dinilai penting, karena ke depan tingkat persaingan di IKN dipastikan tinggi. Biasanya akan banyak warga luar yang mengadu nasib di ibu kota negara.
Menurut Nurizky, dengan tingginya angka stunting hari ini di kabupaten itu, maka dalam jangka panjang hingga 20 tahun ke depan, mereka akan sulit bersaing karena stunting bukan soal tubuh kerdil, tapi secara SDM juga tergolong sulit, sehingga perlu penanganan intensif.
BKKBN Kaltim Berupaya Tak Muncul Kasus Stunting Baru
Selain melakukan penanganan terhadap anak yang terlanjur stunting, pihaknya bersama pihak terkait dengan melibatkan pentahelix juga berupaya agar tidak muncul stunting baru.
Sehingga, yang menjadi penekanan antara lain keluarga yang berpotensi melahirkan anak stunting, calon pengantin, pasangan usia subur, masalah sanitasi, dan faktor lainnya.
Terkait dengan rakor yang digelar dengan melibatkan pihak terkait baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, ia mengatakan kegiatan itu untuk membangun komitmen kolaborasi lintas sektor dan pentahelix, untuk menjawab berbagai tantangan yang terjadi.
“Kaltim punya posisi sangat strategis karena IKN ada di sini, dengan potensi luar biasa ini, tentu banyak menghadapi tantangan, maka kami punya dua fokus yaitu fokus terhadap pengelolaan penduduk dan pengelolaan keluarga,” katanya.