IKNPOS.ID – Di dunia tanaman hias, ada satu nama yang begitu legendaris dan tak tertandingi dalam hal harga: Anggrek Shenzhen Nongke. Tanaman ini bukan sekadar cantik atau langka, tetapi juga merupakan hasil dari penelitian ilmiah yang panjang dan rumit. Tak heran, harga jualnya mencetak rekor fantastis yang membuat banyak orang terkejut, mencapai lebih dari Rp3 miliar dalam sebuah lelang.
Anggrek ini dikembangkan oleh sekelompok ilmuwan dari Universitas Pertanian Shenzhen Nongke, Tiongkok. Tidak seperti anggrek biasa yang tumbuh di alam liar atau dibudidayakan di rumah kaca, Shenzhen Nongke Orchid adalah produk rekayasa ilmiah yang membutuhkan waktu 8 tahun penelitian intensif sebelum bisa berbunga untuk pertama kalinya.
Keunikan Anggrek Shenzhen Nongke
Salah satu alasan utama mengapa anggrek ini begitu berharga adalah karena kelangkaannya yang ekstrem. Tanaman ini tidak hanya sulit ditemukan, bahkan tidak dijual secara bebas di pasaran, tetapi juga hanya bisa berbunga sekali setiap 4 hingga 5 tahun. Artinya, menikmati keindahannya butuh kesabaran luar biasa.
Warna bunganya yang unik dan bentuk kelopak yang elegan membuatnya tampak sangat eksklusif. Ditambah lagi, karena hasil rekayasa genetik, keindahan dan ketahanannya tidak dapat direplikasi begitu saja oleh petani bunga biasa.
Terjual Rp3 Miliar di Lelang
Pada tahun 2005, satu pot Anggrek Shenzhen Nongke dilelang dan terjual seharga 1,68 juta yuan Tiongkok , setara dengan lebih dari US$200.000 atau sekitar Rp3 miliar jika dikonversikan ke nilai tukar saat ini. Ini menjadikannya sebagai tanaman hias termahal di dunia yang pernah dijual secara resmi.
Harga ini bahkan mengalahkan nilai beberapa bonsai tua, tanaman langka lainnya seperti monstera variegata, atau bunga eksklusif seperti Juliet Rose yang mahal karena proses pembiakannya.
Anggrek Shenzhen Nongke bukan sekadar koleksi tanaman bagi para pecinta flora. Ia adalah simbol keanggunan, kelangkaan, dan prestasi ilmiah. Bagi sebagian kolektor, memilikinya bukan hanya soal estetika, tapi juga prestise dan kebanggaan.