IKNPOS.ID – Pemerintah Indonesia bersiap untuk kembali menggelar Ujian Nasional (UN) dengan sistem dan nama baru mulai tahun 2026.
Setelah melalui kajian panjang, kebijakan ini diumumkan langsung oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), dan menjadi salah satu perubahan besar dalam sistem evaluasi siswa di akhir jenjang pendidikan.
UN yang sempat dihentikan beberapa tahun lalu karena dianggap menimbulkan tekanan berlebih pada siswa, kini hadir kembali dalam wujud baru bernama Tes Kompetensi Akademik (TKA).
Pelaksanaan TKA akan dimulai secara bertahap, yaitu akhir tahun 2025 untuk siswa SMA sederajat, dan tahun 2026 untuk jenjang SD dan SMP.
Apa Itu TKA, Pengganti Ujian Nasional?
Tes Kompetensi Akademik (TKA) adalah format baru dari Ujian Nasional yang dirancang lebih sederhana dan relevan dengan kemampuan dasar siswa.
TKA akan digunakan sebagai alat ukur capaian akademik siswa dan bisa digunakan untuk mendaftar Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB), khususnya lewat jalur prestasi.
Tapi perlu dicatat, tidak semua sekolah bisa menggelar TKA. Hanya sekolah atau madrasah yang sudah terakreditasi yang mendapat izin menyelenggarakan ujian ini.
Selain itu, TKA bersifat tidak wajib. Siswa tidak harus ikut TKA jika tidak membutuhkannya. Namun, bagi siswa yang ingin menempuh jalur prestasi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya, nilai TKA sangat penting sebagai syarat administrasi.
Daftar Mata Pelajaran Ujian Nasional (TKA) Mulai 2026
Pemerintah menetapkan daftar mata pelajaran yang diujikan dalam TKA sesuai dengan jenjang pendidikan. Berikut rincian lengkapnya:
Jenjang SD
-
Bahasa Indonesia
-
Matematika
-
Dua (2) mata pelajaran pilihan
Jenjang SMP
-
Bahasa Indonesia
-
Matematika
-
Dua (2) mata pelajaran pilihan
Jenjang SMA/SMK/MA
-
Bahasa Indonesia
-
Bahasa Inggris
-
Matematika
-
Dua (2) mata pelajaran pilihan sesuai jurusan
Dengan struktur seperti ini, siswa jenjang SD dan SMP cukup menghadapi empat mata pelajaran, sementara siswa SMA menghadapi lima mapel.
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Atip Latipulhayat, menyebutkan bahwa TKA dirancang lebih sederhana dan humanis.
“Untuk SD dan SMP, kami hanya fokus pada literasi dan numerasi sebagai kemampuan dasar,” ujarnya seperti dikutip dari laman RRI.