IKNPOS.ID – Pi Network kini tengah menjalani tahap penting dalam pengembangannya, yaitu masa transisi ke Open Mainnet.
Tapi di balik antusiasme komunitas, muncul bahaya baru yang patut diwaspadai, terkait penipuan phishing yang semakin marak dan canggih.
Melalui pengumuman terbaru, Pi Core Team mengeluarkan peringatan resmi dan mendesak agar para pengguna, atau yang biasa disebut Pioneers, lebih waspada terhadap situs wallet palsu yang dibuat menyerupai Pi Wallet resmi. Jika lengah, seluruh saldo Pi Anda bisa raib tanpa jejak.
Related Post
Modus Baru: Cloning Website dan Jebakan di Media Sosial
Penipu kini semakin lihai. Mereka membuat situs tiruan yang nyaris identik dengan wallet.pi.net, situs resmi Pi Wallet yang hanya bisa diakses melalui Pi Browser.
Ciri-ciri situs palsu ini:
-
Tampilannya sangat mirip dengan Pi Wallet asli
-
Menggunakan URL yang hampir sama, misalnya
wallet-pi.netataupiwallet.co -
Menyisipkan form palsu yang meminta pengguna memasukkan 12 kata sandi rahasia (secret passphrase)
“Website-website palsu ini hampir tidak bisa dibedakan dari yang asli,” ujar Pi Core Team.
“Namun, satu hal yang tidak bisa mereka tiru adalah lingkungan aman di Pi Browser dan alamat URL resmi. Inilah yang harus diperhatikan pengguna,” sambungnya.
Pi Core Team: Kami Tidak Pernah Hubungi Pengguna Secara Pribadi
Satu lagi hal penting yang ditegaskan oleh Pi Core Team: mereka tidak akan pernah menghubungi pengguna secara langsung, baik lewat telepon, WhatsApp, email, atau DM media sosial.
Jika ada yang mengaku dari Pi Network dan meminta kode verifikasi, kata sandi, atau passphrase, bisa dipastikan itu penipuan.
“Kami tidak pernah meminta informasi sensitif. Komunikasi resmi hanya melalui kanal yang sudah diverifikasi,” tambah tim pengembang.
Tips Aman Agar Terhindar dari Penipuan Pi Network
Untuk membantu komunitas tetap aman selama masa migrasi ke Open Network, berikut beberapa tips dari Pi Core Team:
1. Akses hanya melalui Pi Browser
Gunakan Pi Browser dan buka langsung wallet.pi.net. Hindari akses melalui browser biasa seperti Chrome atau Safari.
Terverifikasi Dewan Pers