IKNPOS.ID – Sebuah proyek mata uang digital bernama Pi Network yang dikembangkan alumni Stanford University, kembali jadi perbincangan panas di dunia kripto.
Proyek ini menarik perhatian jutaan pengguna global, termasuk dari Indonesia, karena menawarkan mining cryptocurrency langsung dari ponsel tanpa modal dan tanpa perangkat mahal.
Hingga saat ini, jumlah pengguna aktifnya sudah melampaui 50 juta orang di seluruh dunia. Tak heran, banyak yang tergoda untuk mencoba karena proses mining-nya terkesan mudah dan ramah lingkungan.
Klaim utamanya adalah, siapa pun bisa punya kripto, hanya cukup modal smartphone dan koneksi internet yang lancar, kamu bisa langsung menambang.
Namun di balik popularitasnya, muncul banyak pertanyaan penting, apakah Pi Network benar-benar bisa menghasilkan uang ? Atau ini cuma proyek ambisius yang belum jelas ujungnya ?
Kondisi Harga Pi Network
Di berbagai platform perdagangan tidak resmi, koin Pi kabarnya sempat diperjualbelikan dengan harga antara $30 hingga $50 per koin.
Tapi penting digarisbawahi, nilai tersebut tidak diakui secara resmi oleh pihak Pi Network.
Harga itu bisa berubah drastis, apalagi mengingat proyek ini masih dalam tahap pengembangan dan belum meluncurkan sistem transaksi publik secara penuh atau mainnet terbuka.
Pihak pengembang sendiri menegaskan, bahwa saat ini belum ada konversi resmi antara koin Pi dengan mata uang nyata.
Jadi, pengguna harus lebih jeli dan tidak mudah tergiur dengan tawaran jual beli Pi di luar jalur resmi.
Peluang vs Risiko
Jika Pi Network benar-benar sukses, ini bisa jadi revolusi baru dalam dunia cryptocurrency, di mana siapa pun bisa punya kripto tanpa harus investasi besar.
Tapi seperti proyek digital lainnya, ada banyak faktor yang masih belum pasti. Regulasi, dukungan ekosistem, hingga nilai koin saat peluncuran resmi, semua itu masih jadi tanda tanya besar.
Sama halnya semua inovasi kripto, penting untuk selalu memahami risiko. Serta melakukan penelitian, sebelum terlibat secara signifikan.