IKNPOS.ID – Di tengah derasnya arus perkembangan teknologi blockchain dan ribuan proyek kripto yang terus bermunculan, satu nama mencuat secara konsisten di tengah masyarakat Indonesia: Pi Network.
Meski belum resmi listing di bursa besar seperti Binance atau Coinbase, proyek kripto ini justru mendapatkan tempat istimewa di hati jutaan orang Indonesia.
Bahkan, Indonesia kini disebut-sebut sebagai negara dengan jumlah pengguna Pi Network terbanyak di dunia, mengungguli negara-negara lain seperti Vietnam, India, Nigeria, dan Filipina.
Fenomena ini bukan sekadar opini tanpa data. Pi Network, yang dirilis pada tahun 2019 oleh sekelompok akademisi dari Stanford University, awalnya mengusung misi demokratisasi kripto dengan pendekatan mobile mining, sebuah metode penambangan yang tidak memerlukan perangkat keras mahal dan bisa dilakukan melalui aplikasi di ponsel.
Aksesibilitas inilah yang menjadikan Pi dengan cepat meraih basis pengguna besar di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
Jutaan Pioneer Aktif dari Indonesia
Meskipun Core Team Pi Network belum merilis data resmi per negara, berbagai analisis komunitas global memperkirakan bahwa jumlah pioneer (sebutan untuk pengguna Pi) di Indonesia telah mencapai lebih dari 10 juta orang, menjadikannya sebagai komunitas pengguna terbesar secara global.
Hal ini terlihat dari banyaknya grup media sosial aktif berbahasa Indonesia, seperti di Telegram, Facebook, Instagram, hingga YouTube, yang secara rutin membahas perkembangan proyek Pi.
Di beberapa kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Makassar, dan Medan, komunitas-komunitas Pi bahkan sudah menyelenggarakan berbagai acara offline gathering, edukasi, hingga simulasi perdagangan berbasis Pi di dalam ekosistem tertutup (testnet). Aktivitas ini memperkuat peran Indonesia sebagai tulang punggung komunitas global Pi.
Pasar Komunitas dan UMKM Sudah Aktif
Menariknya, dukungan terhadap Pi Network di Indonesia bukan hanya datang dari individu, tetapi juga dari pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah).