IKNPOS.ID – Harga Pi Coin kembali ambles ke bawah level US$0,50, memicu ledakan amarah dari komunitas.
Di tengah tekanan ini, pendiri Pi Network, Dr. Nicolas Kokkalis, justru muncul dengan pernyataan yang memancing respons negatif.
Banyak yang kecewa, sebagian bahkan mulai menyebutnya sebagai scammer.
Harga Pi Coin Terkapar, Kepercayaan Komunitas Terkikis
Selama seminggu terakhir, Pi Coin turun hingga 15% dan sempat menyentuh level US$0,47 sebelum stabil kembali di kisaran US$0,50.
Angka ini jauh di bawah ekspektasi komunitas yang berharap harga segera menembus US$1 setelah fase open mainnet diumumkan awal tahun ini.
Situasi diperparah oleh ketidakpastian makro, termasuk koreksi di pasar kripto global dan kekhawatiran geopolitik.
Namun bagi para Pioneers, penyebab utama kekecewaan bukan cuma pasar, tapi juga kurangnya kejelasan arah dari pihak pengembang.
Nicolas Kokkalis Menanggapi, tapi Dicap “Scammer”
Melihat banyaknya keluhan, Dr. Nicolas Kokkalis akhirnya buka suara di forum komunitas.
Ia menyebut bahwa penurunan harga adalah bagian dari dinamika pasar kripto, dan menyarankan pengguna untuk melihat konteks lebih luas, termasuk pergerakan token-token besar seperti Bitcoin dan Ethereum.
Namun tanggapan ini tidak disambut baik. Seorang pengguna menulis pedas:
“Apakah Anda penipu? Sejak saya beli Pi, harganya terus jatuh… Saya akan cut loss.”
Kokkalis merespons dengan menantang logika keluhan tersebut, mempertanyakan apakah pengguna tersebut benar-benar memahami risiko dalam investasi kripto.
Tapi alih-alih meredam situasi, pernyataan itu justru membuat sebagian anggota komunitas merasa semakin diabaikan.
Komunitas Terbelah: Antara Harapan dan Frustrasi
Sebagian pendukung setia masih percaya Pi Network punya masa depan, terutama setelah adanya kabar soal integrasi utilitas dan rencana kerja sama dengan ekosistem Web3 lain.
Namun bagi yang merasa rugi besar karena beli Pi Coin di harga tinggi, label “scam” mulai mencuat.
Di media sosial, topik “Pi Network scam?” kembali naik.
Kritik paling keras datang dari pengguna yang merasa proyek ini gagal memberikan roadmap yang jelas dan berlarut-larut dalam status “testnet”.