IKNPOS.ID – Dalam 24 jam terakhir, pasar aset kripto menunjukkan pemulihan signifikan. Harga Bitcoin (BTC) mengalami lonjakan berkat dorongan dari sentimen positif terkait langkah JPMorgan yang mengajukan layanan aset digital serta kabar peluncuran ETF spot XRP di Kanada.
Menurut data dari Coinmarketcap pada Selasa 17 Juni 2025 pukul 06.40 WIB, kapitalisasi pasar kripto global naik 2,17% menjadi US$ 3,35 triliun. Bitcoin, sebagai aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, tercatat menguat 1,47% dalam sehari terakhir. Saat ini, harga BTC mencapai US$ 107.177 per koin atau sekitar Rp 1,74 miliar (dengan kurs Rp 16.300 per dolar AS).
Kenaikan ini terjadi di tengah ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang masih berlangsung. Namun, seperti dilaporkan CoinDesk, pelaku pasar kini lebih fokus pada perkembangan institusional di dunia kripto, terutama menjelang keputusan suku bunga dari bank sentral AS, The Federal Reserve.
Related Post
Pasar saham AS juga menunjukkan pemulihan, dengan indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing naik 0,9% dan 1,4%. Di sisi lain, harga emas justru melemah 1,5%, menandakan investor mulai beralih kembali ke aset berisiko seperti saham dan kripto.
Meski demikian, analis Nansen, Nicolai Søndergaard, menyebut dominasi Bitcoin saat ini masih terlalu kuat untuk memicu “altcoin season” secara menyeluruh. “Bitcoin masih menjadi penggerak utama pasar. Meski kenaikannya bisa mendorong altcoin, tren ini belum cukup kuat untuk berkelanjutan,” ujarnya.
Dari sudut pandang teknikal, analis Bitfinex menilai aksi jual besar yang terjadi Jumat lalu, yang disertai lonjakan likuidasi, mirip dengan pola “kapitulasi” — sering dianggap sebagai sinyal pembalikan tren pasar. Jika BTC mampu bertahan di kisaran US$ 102.000 hingga US$ 103.000, ada peluang bagi pasar untuk melanjutkan penguatan.
Saat ini, perhatian investor global tertuju pada hasil pertemuan The Fed pekan ini. Walaupun pasar memperkirakan suku bunga tidak akan berubah, nada pidato Ketua The Fed Jerome Powell akan menjadi kunci dalam menentukan arah pasar ke depan.
Terverifikasi Dewan Pers