IKNPOS.ID – Pi Network kembali menyita perhatian dunia kripto pada 28 Juni 2025 saat merayakan Pi2Day, acara tahunan yang menandai perkembangan ekosistem mereka.
Dalam perayaan kali ini, dua inovasi besar diluncurkan, Pi App Studio dan Ecosystem Directory Staking.
Meski dibalut semangat inovasi, harga token PI justru nyaris tidak bergerak.
Hal ini menimbulkan pertanyaan besar di kalangan investor dan pengguna, apakah inovasi saja cukup untuk mendongkrak harga token?
Inovasi Besar: Pi App Studio & Staking Directory
1. Pi App Studio: Membangun Aplikasi Tanpa Koding
Fitur utama dari pembaruan ekosistem adalah Pi App Studio, platform berbasis AI tanpa kode (no-code) yang memungkinkan pengguna membangun aplikasi hanya dengan menggunakan perintah bahasa alami.
Dengan studio ini, bahkan pengguna tanpa latar belakang teknis pun bisa membuat aplikasi, chatbot, dan sistem berbasis logika dengan mudah.
“Pi App Studio membuka pintu bagi siapa pun untuk berkontribusi langsung di ekosistem,” ujar tim pengembang Pi.
2. Staking Directory: Promosi Tanpa Iklan
Fitur kedua adalah model staking dalam Ecosystem Directory. Dengan fitur ini, pengguna dapat melakukan staking token PI pada aplikasi-aplikasi tertentu untuk meningkatkan visibilitasnya.
Artinya, promosi tidak lagi bergantung pada iklan, tetapi pada dukungan langsung dari komunitas.
Reaksi Pasar: “Buy the Rumor, Sell the News”
Sebelum Pi2Day, harapan investor sempat meningkat, tercermin dari lonjakan minat di pasar derivatif. Namun, setelah pengumuman resmi, antusiasme itu justru meredup.
Data dari Messari menunjukkan bahwa minat beli cepat merosot. Sementara itu, Altcoin Season Index dari CoinMarketCap hanya mencatat angka 21, menandakan bahwa investor lebih memilih bermain aman dengan koin besar seperti Bitcoin.
Di media sosial, percakapan soal Pi juga ikut menurun. Data dari Santiment mengindikasikan volume sosial Pi sempat melonjak, namun kemudian merosot dalam hitungan jam setelah Pi2Day berakhir.
Kekhawatiran Komunitas: Lebih Dalam dari Sekadar Harga
Beberapa pengguna di platform X (dulu Twitter) menyuarakan kekecewaan dan keraguan: