Ray Youssef menjelaskan bahwa proses listing di exchange besar tidak semata-mata bergantung pada popularitas. Ada serangkaian penilaian ketat yang melibatkan faktor legal, keamanan, kesiapan teknis, serta kemampuan proyek dalam mengelola likuiditas skala besar.
“Dari sisi legal dan kepatuhan, Pi belum memberikan transparansi yang memadai. Masih ada sejumlah pertanyaan: Apakah token ini berfungsi sebagai utilitas, sistem reward, atau entitas lain? Siapa yang mengendalikan node? Bagaimana sengketa diselesaikan?” katanya.
Kurangnya kejelasan mengenai tokenomics dan distribusi pasokan PI setelah jaringan Pi Network sepenuhnya dibuka juga menjadi hambatan besar dalam proses listing tersebut.
Langkah-Langkah Penting untuk Masa Depan Pi
\Menurut Youssef, agar Pi Coin bisa bertahan dan sukses dalam jangka panjang, proyek ini harus bertransformasi dari sekadar platform mining menjadi ekosistem nyata yang menyediakan aplikasi dunia nyata. Ia menyebut bahwa pengembang pihak ketiga, penggunaan dalam perdagangan, serta layanan yang terintegrasi dengan ekonomi riil adalah hal-hal yang sangat dibutuhkan.
Selain itu, transparansi dan kepatuhan terhadap regulasi menjadi krusial untuk menarik minat investor institusional dan platform exchange besar.
“Agar Pi bisa mencapai atau melampaui US$10 secara berkelanjutan di pasar nyata, proyek ini perlu meluncurkan mainnet terbuka dengan transfer bebas, listing di exchange besar, serta membangun ekosistem ekonomi riil. Selain itu, inflasi harus dikendalikan agar suplai tidak membanjiri pasar,” tegas Youssef.
Meskipun kenaikan harga Pi Coin menjelang Pi2Day memberikan angin segar bagi komunitas, jalan menuju keberhasilan jangka panjang masih penuh tantangan. Dengan masih minimnya informasi publik dan ketidakpastian mengenai arah proyek, Pi Network perlu membuktikan kapabilitasnya lebih jauh sebelum bisa mengukir nama di antara aset kripto besar lainnya.