IKNPOS.ID – Bitcoin tetap kokoh di atas Rp1,7 miliar meski dunia sedang dilanda ketegangan geopolitik. Apa peran institusi dan regulasi Asia dalam menjaga kepercayaan pasar?
Institusi Tambah Aset Kripto, Pasar Masih Optimistis
Institusi besar kembali mengakumulasi Bitcoin di tengah kondisi global yang tidak menentu. Harga Bitcoin tercatat naik tipis 0,63% ke level $106.463 atau sekitar Rp1,73 miliar pada Senin, 17 Juni 2025. Kenaikan ini membalikkan penurunan yang terjadi beberapa hari sebelumnya, saat BTC sempat menyentuh $103.000 akibat konflik geopolitik.
Langkah agresif dari perusahaan seperti Metaplanet menjadi salah satu kunci penguatan. Raksasa teknologi asal Jepang tersebut menerbitkan obligasi tanpa bunga senilai $210 juta untuk menambah kepemilikan Bitcoin mereka yang kini telah menembus angka 10.000 BTC.
“Institusi seperti Metaplanet sedang mengunci suplai Bitcoin dari pasar. Ini jadi pendorong kuat di tengah tekanan geopolitik,” ujar Fyqieh Fachrur, analis Tokocrypto, Selasa (17/6/2025).
Vietnam Dorong Optimisme Lewat Legalisasi Kripto
Sentimen positif juga datang dari Asia Tenggara. Pemerintah Vietnam resmi mengumumkan legalisasi kripto yang akan berlaku mulai tahun 2026. Kebijakan ini dianggap sebagai sinyal kuat bahwa kawasan ini siap menjadi pusat pertumbuhan aset digital berikutnya, mengikuti jejak Jepang dan Hong Kong.
“Legalitas kripto di Vietnam bukan cuma soal aturan, tapi juga soal kepercayaan pasar. Ini akan mempercepat adopsi institusional dan memperluas ekosistem Web3,” jelas Fyqieh.
Geopolitik Panas, Tapi BTC Tetap Bertahan
Sementara itu, konflik antara Israel dan Iran menciptakan tekanan baru di pasar kripto global. Serangan udara Israel ke Teheran dan balasan rudal dari Iran membuat harga BTC sempat tertekan hingga $103.000. Namun, pasar menunjukkan daya tahan lebih kuat dibanding insiden serupa tahun lalu.
Crypto Fear & Greed Index mencatat skor 61, yang masih berada di zona “Greed”. Ini menunjukkan bahwa kepercayaan investor terhadap Bitcoin belum tergoyahkan.
“Investor kini lebih rasional. Penurunan harga tidak sehebat April 2024 lalu, saat BTC sempat anjlok 8% dalam sehari. Sekarang BTC tetap kokoh di atas $100.000, level psikologis penting,” kata Fyqieh.
Arus Dana Masuk ke ETF Bitcoin Masih Deras
Dominasi Bitcoin masih tinggi di angka 63,74%, menandakan bahwa modal besar masih terfokus pada aset kripto utama. ETF Bitcoin spot mencatat arus masuk sebesar $1,37 miliar dalam sepekan terakhir. Sebaliknya, ETF Ethereum justru mencatat arus keluar sebesar $2,1 juta.
Potensi Lanjutan Bullish Masih Terbuka
Secara teknikal, Bitcoin saat ini sedang membentuk pola head and shoulders terbalik. Jika harga mampu menembus level $106.200 dengan volume signifikan, maka BTC berpotensi naik ke kisaran $110.000–$115.000.
Namun indikator RSI (50,11) dan MACD (-288,8) masih menunjukkan kondisi netral. Artinya, pasar masih menunggu konfirmasi lanjutan sebelum tren naik bisa benar-benar terbentuk.
“Institusi besar saat ini jadi tameng utama Bitcoin dari fluktuasi jangka pendek. Tapi untuk benar-benar bullish, pasar butuh dorongan volume yang lebih solid,” tutup Fyqieh. (*)