Ethereum mengalami lonjakan adopsi signifikan sejak pembaruan jaringan besar-besaran melalui Ethereum 2.0. Konsensus Proof of Stake (PoS) yang lebih efisien energi dan sistem Layer 2 yang semakin stabil membuat transaksi di jaringan Ethereum lebih cepat dan murah.
Ethereum juga tetap menjadi basis utama bagi ribuan token ERC-20 dan proyek DeFi yang terus bermunculan. Meski sempat tersaingi oleh jaringan lain seperti Solana dan Avalanche, Ethereum tetap unggul dalam hal keamanan dan komunitas pengembang yang solid.
3. Tether (USDT): Stablecoin Pilihan Utama
Di posisi ketiga, Tether (USDT), stablecoin yang dipatok 1:1 terhadap dolar AS, masih menjadi favorit di kalangan trader dan investor kripto. Dengan kapitalisasi pasar lebih dari $110 miliar, USDT berperan penting sebagai “jembatan” antara mata uang fiat dan aset kripto.
Tether banyak digunakan sebagai alat tukar dan tempat parkir dana ketika pasar sedang volatile. Fleksibilitas dan likuiditas tinggi menjadikan USDT sebagai stablecoin paling dominan, meski bersaing ketat dengan USDC dan DAI.
Kepercayaan terhadap Tether juga diperkuat oleh peningkatan transparansi dan audit cadangan aset yang rutin dilakukan oleh perusahaan penerbitnya.
Ketiga aset digital di atas – Bitcoin, Ethereum, dan Tether – menempati posisi puncak kapitalisasi pasar di Juni 2025. Masing-masing memiliki karakteristik dan peran penting di dunia kripto. Bitcoin sebagai penyimpan nilai utama, Ethereum sebagai fondasi aplikasi blockchain, dan Tether sebagai pelindung nilai dalam situasi pasar yang tidak stabil.
Dengan perkembangan teknologi dan meningkatnya kepercayaan publik, posisi tiga besar ini kemungkinan besar akan tetap dominan dalam waktu yang lama, meski dinamika pasar bisa berubah sewaktu-waktu. *