IKNPOS.ID – Harga Bitcoin hari ini kembali mengguncang pasar. Setelah sempat terkoreksi dari level tertingginya, kini BTC bangkit dan kembali menembus angka $106.000.
Momentum ini memicu euforia baru di kalangan investor dan pengamat, dengan banyak yang mulai bertanya, apakah ini awal dari rekor baru?
Berikut analisis lengkapnya.
Bitcoin Tembus $106 Ribu, Sinyal Bullish Kembali?
Per 25 Juni 2025, harga Bitcoin mencapai $106.324 per BTC, naik 1,26 persen dalam 24 jam terakhir.
Kapitalisasi pasarnya kini menyentuh $2,11 triliun, dengan volume perdagangan harian sebesar $48 miliar.
Ini menandakan peningkatan minat pasar yang sangat signifikan.
Sebagai perbandingan, rekor harga tertinggi Bitcoin tercatat pada 23 Mei 2025, yaitu di $111.970.
Artinya, BTC saat ini hanya terpaut sekitar 5 persen dari level all-time high.
Dengan kekuatan beli yang kembali meningkat, potensi retest ke rekor tersebut sangat terbuka.
Apa yang Mendorong Kenaikan Harga Bitcoin?
Beberapa faktor kunci yang mendorong lonjakan harga Bitcoin:
Kenaikan volume perdagangan, baik di pasar spot maupun derivatif, menandakan akumulasi besar sedang berlangsung
Faktor teknikal menunjukkan BTC menembus resistensi penting di level $105 ribu, membuka jalan ke target berikutnya di $110 hingga $115 ribu
Sinyal pasar makro, termasuk suku bunga global yang mulai stabil dan meningkatnya kepercayaan pada aset digital sebagai lindung nilai
Selain itu, efek halving Bitcoin April 2025 juga mulai terasa.
Sejarah mencatat bahwa harga BTC cenderung mengalami lonjakan signifikan dalam 3 hingga 6 bulan pasca-halving.
Apakah Ini Waktu Terbaik Masuk ke BTC?
Bagi investor ritel maupun institusional, banyak yang melihat momen ini sebagai peluang akumulasi sebelum BTC melampaui rekor sebelumnya.
Dengan total pasokan maksimum hanya 21 juta BTC dan pasokan beredar saat ini 19,88 juta, kelangkaan menjadi pendorong utama nilai.
Namun, analisis teknikal juga menunjukkan bahwa BTC bisa menghadapi koreksi minor jangka pendek sebelum naik lebih tinggi.
Oleh karena itu, strategi entry bertahap atau dollar cost averaging masih menjadi pendekatan terbaik.