IKNPOS.ID – Kasus dugaan korupsi dalam program Digitalisasi Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus bergulir.
pada Kamis, 12 Juni 2025, Kejaksaan Agung (Kejagung) melangkah lebih jauh dengan memanggil dan memeriksa lima saksi kunci, menandai intensifikasi penyidikan.
Yang menjadi sorotan utama adalah kehadiran salah satu individu dari manajemen puncak PT Acer Indonesia. Ini sebuah perusahaan teknologi raksasa yang kini diduga kuat terlibat dalam pengadaan laptop untuk sekolah.
Pemeriksaan saksi-saksi ini merupakan bagian integral dari upaya Kejagung untuk mengusut tuntas indikasi penyelewengan dana negara yang terjadi dalam proyek pengadaan alat pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Proyek ambisius ini berlangsung antara tahun 2019 hingga 2022, dengan tujuan mulia untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui teknologi.
Namun, alih-alih menjadi jembatan menuju masa depan cerah, program ini justru diduga telah disalahgunakan sebagai lahan basah untuk memperkaya diri segelintir oknum.
Fokus penyidikan kali ini semakin menajam dengan munculnya nama RS. Pada tahun 2020 dia menjabat sebagai Manajer Pemasaran PT Acer Indonesia.
Keberadaan RS dalam daftar saksi yang diperiksa memicu spekulasi. Ada dugaan keterlibatan langsung perusahaan tersebut dalam proyek pengadaan laptop senilai miliaran rupiah ini.
Sejauh mana peran PT Acer Indonesia dalam proses pengadaan ini? Apakah ada indikasi kolusi yang melibatkan mereka?
Selain RS, Kejagung juga memanggil empat saksi lain yang berasal dari lingkaran dalam Kemendikbudristek sendiri. Mereka adalah:
- HD: Anggota Tim Teknis Analisis Kebutuhan Alat Pembelajaran TIK
- HEH: Anggota Tim Teknis Analisis Kebutuhan Alat Pembelajaran TIK
- NKH: Anggota Tim Teknis Analisis Kebutuhan Alat Pembelajaran TIK
- IA: Staf Khusus Kemendikbudristek pada periode tersebut
Menurut Jampidsus Kejagung Febrie Adriansyah, pemeriksaan ini bukanlah formalitas semata. “Tujuan utamanya adalah untuk menguatkan pembuktian dan melengkapi penyidikan,” kata Febrie.
Dugaan Markup Harga Gila-Gilaan
Sejumlah laporan awal mengindikasikan harga satuan laptop yang dibeli oleh negara jauh melampaui harga pasaran yang wajar.