IKNPOS.ID – Mata uang kripto Pi Coin, yang menjadi native token dari proyek Pi Network, kembali menjadi sorotan setelah platform crypto analytics CoinCodex merilis proyeksi harga terbaru untuk tahun 2025.
Meski performanya sempat stagnan di kuartal pertama, analis memprediksi kenaikan harga yang stabil, meski terbatas, hingga akhir tahun 2025.
Buat kamu yang tertarik investasi di aset digital ini, yuk simak prediksi lengkap harga Pi Coin 2025, mulai dari jangka pendek, menengah, hingga potensi ROI di akhir tahun.
Prediksi Jangka Pendek: Waspadai Koreksi Ringan
Di awal Juni 2025, CoinCodex mencatat adanya tekanan turun (bearish pressure) ringan terhadap Pi Coin.
Artinya, dalam beberapa minggu ke depan, harga Pi Coin diperkirakan akan berada sedikit di bawah level $0,50. Ini bisa jadi momen konsolidasi pasar sebelum potensi rebound.
Berikut proyeksi jangka pendeknya:
-
5 Hari ke Depan: $0,500014
-
1 Bulan ke Depan: $0,487917
-
3 Bulan ke Depan: $0,499093
Kondisi ini menunjukkan bahwa Pi Coin kemungkinan akan bergerak sideways di bawah batas psikologis $0,50, setelah reli singkat di awal tahun yang tampaknya mulai kehilangan tenaga.
Prediksi Menengah hingga Akhir Tahun: Potensi Kembali Menguat
Meskipun tren jangka pendeknya cenderung datar, prediksi jangka menengah dan panjang menunjukkan optimisme yang lebih besar.
CoinCodex memperkirakan harga Pi Coin perlahan akan naik kembali menjelang akhir 2025, terutama di kuartal ketiga dan keempat.
Berikut proyeksi harga berdasarkan bulan:
-
Juni 2025: Rata-rata harga di $0,517
-
September 2025: Rata-rata di $0,474 dengan estimasi ROI sebesar 23,96%
-
Oktober 2025: Prediksi ROI tertinggi di 24,10%
-
Desember 2025: Rata-rata harga mencapai $0,522, dengan potensi tertinggi di $0,530
Artinya, investor yang masuk saat harga rendah di pertengahan tahun berpeluang meraih keuntungan hingga 24% saat harga naik kembali di Q4.
Optimisme Terkontrol di Tengah Volatilitas Pasar
Kalau kamu sedang menimbang-nimbang untuk masuk ke Pi Coin, inilah ringkasan tren yang perlu diperhatikan:
Terverifikasi Dewan Pers