IKNPOS.ID – Untuk percepatan swasembada pangan di Kalimantan Timur (Kaltim), pemerintah provinsi setempat mengoptimalkan 50 ribu hektare lahan sawah.
Langkah ini juga merupakan tindak lanjut dari permintaan Kementerian Pertanian (Kementan) agar mandiri dalam pemenuhan kebutuhan beras.
“Kita gerak cepat setelah dari Kementerian Pertanian kemarin meminta kita swasembada pangan. Awalnya Pak Menteri Pertanian bilang paling lambat dua tahun, kemudian maju lagi setahun, maju lagi enam bulan. Maka kita harus segera mencari area baru yang saat ini sudah teridentifikasi dengan baik,” ujar Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji, Kamis, 15 Mei 2025.
Pemerintah Provinsi Kaltim melakukan rapat koordinasi (rakor) setiap minggu untuk memantau perkembangan program ini secara intensif.
Seno Aji menargetkan pada pekan depan sudah ada lahan-lahan baru yang dapat dijadikan persawahan aktif, sehingga dapat menambah produksi beras di Kaltim.
Dari target optimalisasi lahan (oplah) 50 ribu hektare pada 2025, saat ini lahan sawah aktif di Kaltim baru mencapai sekitar 20 ribu hektare. Pemprov Kaltim fokus mempercepat optimalisasi 30 ribu hektare lahan lainnya yang tersebar di beberapa wilayah.
“Untuk optimalisasi lahan itu, lahan yang dulunya pernah menjadi sawah kita optimalkan kembali. Basis oplah tersebar di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, dan Berau,” jelasnya.
Saat ini, Kaltim masih bergantung beras dari daerah lain sekitar 200 ribu ton per tahun. Strategi intensifikasi akan dilakukan dengan meningkatkan indeks pertanaman dari satu menjadi dua atau tiga kali setahun, serta meningkatkan produktivitas dari 3-4 ton menjadi 5 ton per hektare pada lahan-lahan yang sudah ada.
Untuk ekstensifikasi, Kementan telah mengidentifikasi lahan-lahan potensial di Kaltim yang belum termasuk dalam luas baku sawah.
Untuk mencapai swasembada 200 ribu ton beras, Kaltim diperkirakan membutuhkan sekitar 50.000 hektare lahan sawah dengan asumsi dua kali panen dalam setahun dan produktivitas empat ton gabah kering panen per hektare.