IKNPOS.ID – Komunitas Pi Network kembali terguncang! Harga Pi Coin tiba-tiba jatuh lebih dari 20% dalam waktu 24 jam terakhir. Dari titik tertingginya di $1,60, kini Pi Coin hanya diperdagangkan di kisaran $0,70.
Penurunan ini terjadi sesaat setelah hype acara Consensus 2025, di mana Tim Inti Pi menjanjikan peluncuran Mainnet penuh dan ekosistem DApps yang gemilang.
Namun, alih-alih pembaruan besar, yang terjadi justru kekecewaan massal. Komunitas pun mulai bertanya-tanya: Apakah Pi Network sudah mati?
Komunitas Pi Networ Terguncang, Sudah Tak Penting?
Dr. Altcoin, analis kripto yang dikenal tajam, menyatakan bahwa Tim Inti Pi Network kini seperti menyingkirkan komunitas Pelopor yang selama ini menjadi tulang punggung proyek.
Dia mengatakan, pada Maret lalu, komunitas diminta aktif promosi. Namun kini, narasi tentang “Pelopor” tak lagi disebut.
Dana $100 juta dari Pi Network Ventures memberi sinyal bahwa mereka mungkin tak butuh bantuan komunitas lagi.
Salah satu isu paling panas adalah dugaan bahwa semua Pi telah ditambang sebelumnya, yang berarti Tim Inti menguasai sebagian besar pasokan. Ini bertentangan dengan klaim bahwa pengguna menambang Pi dari waktu ke waktu.
Jika benar, maka proyek yang seharusnya terdesentralisasi ini justru sangat terpusat dan penuh risiko manipulasi harga.
12 Juta Pi Pindah, Penjualan Diam-diam?
Dr. Altcoin mengklaim bahwa saat hype Consensus 2025 memuncak, Tim Inti diam-diam memindahkan 12 juta token Pi. Ia menyebut ini sebagai ‘carpet pull diam-diam’. Namun, sebagian komunitas membantah hal ini dan menyebutnya hanya sebagai transfer rutin ke dompet pengguna.
Proses verifikasi KYC otomatis terbaru Pi Network juga menuai kritik. Menurut analis, sistem ini berpotensi membahayakan privasi pengguna dan lebih rentan terhadap penyalahgunaan karena minim pengawasan.
Dr. Altcoin menyarankan agar investor berhati-hati. Ia memprediksi Pi Coin bisa turun lebih jauh hingga menyentuh level $0,40. Ia juga mendesak Tim Inti untuk memberikan penjelasan publik tentang kejatuhan harga dan arah proyek ke depan.
Terverifikasi Dewan Pers