“Jika pengumuman itu benar-benar meyakinkan, harga Pi pasti akan naik stabil. Bukan sebaliknya,” papar Dr Altcoin.
Janji Palsu Pi Network yang Dibongkar Dr Altcoin
- Bonus Mining & Referral yang Tak Pernah Dibayar
- Janji: Pioneer bisa dapat ribuan Pi melalui sistem referral
- Fakta: Banyak laporan bonus tidak dikreditkan
- Data: 72% Pioneer hanya dapat <1000 Pi meski aktif bertahun-tahun
- KYC yang Tak Kunjung Tuntas
- Timeline:
- 2021: KYC dijanjikan rampung dalam 6 bulan
- 2023: Masih ada 15 juta antrian belum diverifikasi
- 2025: Masih ada masalah validasi dokumen
- 100 DApps yang Jadi Fatamorgana
- Janji 2019: Akan ada 100 DApps siap pakai
- Realita 2025: Hanya 12 DApps yang benar-benar berfungsi
- Ironis: Dana $100 juta justru dipakai untuk bangun DApps yang seharusnya sudah ada
- Mainnet Terbuka yang Tertunda 3 Tahun
- Janji awal: Q4 2022
- Kenyataan: Baru launch 2025
- Dampak: Harga Pi terjun bebas 65% dari ATH
Skandal Pi Network Ventures & Uang Komunitas
Pendapatan Iklan
- Aplikasi Pi punya 50 juta user aktif
- Estimasi pendapatan iklan: $20-50 juta/tahun
- Pertanyaan: Kemana larinya uang ini?
Hasil Hackathon
- 5x event hackathon dengan total hadiah $5 juta
- Proyek pemenang banyak yang hilang/tak berkembang
Dana $100 Juta Ventures
- Sumber dana: 10% dari total supply Pi
- Nilai sesungguhnya: Setara $100 juta /Pi
- Kontroversi: Dana komunitas dipakai untuk tugas Tim Inti
Transparansi & Skandal Pi Network Ventures
Dr Altcoin menegaskan komunitas Pi Network adalah fondasi utama proyek ini. Mereka layak mendapatkan transparansi, akuntabilitas, dan penghargaan nyata atas kontribusi selama enam tahun terakhir.
“Kritik ini ditujukan kepada Tim Inti, bukan proyek Pi Network itu sendiri. Proyek Pi punya potensi besar, tapi tanpa manajemen yang jujur dan terbuka, kepercayaan komunitas akan terus memudar,” tutupnya.
Related Post
Peluncuran Pi Network Ventures yang seharusnya menjadi momentum kebangkitan justru berubah menjadi momen kekecewaan. Terlebih adanya dugaan Skandal Pi Network Ventures.
Page 2 of 3
Terverifikasi Dewan Pers