IKNPOS.ID – Setelah memicu euforia besar di pertengahan Mei dengan lonjakan harga menembus $1,26, Pi Coin kini kembali dalam fase koreksi. Harga koin yang sempat melejit lebih dari 100% itu kini terkonsolidasi di area lebih rendah, menyisakan pertanyaan besar di benak komunitas: Akankah Binance mengakhiri penantian panjang ini?
Penurunan harga ini sebetulnya tak mengejutkan dalam dinamika pasar kripto. Apalagi, lonjakan sebelumnya terjadi begitu cepat tanpa adanya berita resmi dari pengembang. Banyak analis menyebut fase ini sebagai cooling down alami setelah lonjakan spekulatif.
Namun yang menarik, antusiasme komunitas Pi justru tak ikut melemah. Forum, media sosial, hingga grup diskusi justru makin ramai membahas kemungkinan langkah besar selanjutnya. Terutama karena dalam waktu dekat, komunitas Pi akan memperingati Pi2Day pada 28 Juni — momentum tahunan yang sering menjadi ajang pengumuman penting.
Akankah Binance Mengakhiri Penantian Pi Network
Bukan Sekadar Harga, Tapi Tanda-Tanda Tekanan ke Bursa Besar
Dari catatan aktivitas komunitas, mulai muncul seruan yang semakin intens agar Binance, HTX, atau BitMart segera membuka jalur perdagangan resmi untuk Pi Coin. Meski belum ada pernyataan resmi, tekanan komunitas yang militan bisa menjadi kekuatan tersendiri.
Salah satu hal yang menambah spekulasi adalah kehadiran Dr. Nicolas Kokkalis di ajang Consensus 2025, event kripto global yang bergengsi. Meskipun tidak secara eksplisit mengumumkan apapun, kehadiran tokoh sentral dari Pi Network ini membuat banyak pihak yakin bahwa proyek ini sedang bersiap naik level.
Apakah Listing Binance Mungkin Terjadi?
Kabar mengenai listing di Binance sudah lama jadi mimpi para pionir. Meskipun belum terwujud, indikator seperti penguatan infrastruktur dompet, uji coba mainnet, serta roadmap integrasi DApps berbasis Web3 menunjukkan geliat serius dari tim developer.
Jika salah satu dari perkembangan ini terealisasi secara publik — terutama dalam momentum Pi2Day mendatang — bukan tak mungkin Binance mulai melirik ulang potensi komunitas yang kini sudah menembus jutaan pengguna global.