Bentuk dan Teknologi Jembatan Satwa
Jembatan ini memiliki dua lintasan berbentuk terowongan yang ditimbun dengan tanah di bagian atasnya. Bagian atas inilah yang akan dijadikan jalur lintas satwa. Desain seperti ini umum digunakan di negara-negara maju yang punya komitmen tinggi terhadap konservasi satwa liar, seperti di Kanada dan Belanda.
“Jalur ini akan menyatu secara alami dengan lingkungan sekitar. Tidak hanya aman, tapi juga nyaman untuk hewan-hewan yang melintas. Satwa tidak akan terganggu dengan lalu lintas kendaraan di bawahnya,” jelas Ermy lagi.
Komitmen Waskita Karya Jaga Ekosistem
Sebagai BUMN konstruksi yang sudah berpengalaman lebih dari 64 tahun, Waskita Karya menegaskan komitmennya untuk terus mendukung pembangunan berwawasan lingkungan.
Tidak hanya mengejar target penyelesaian proyek, perusahaan juga memastikan setiap pekerjaan yang dilakukan punya dampak positif berkelanjutan, termasuk untuk flora dan fauna lokal.
“Waskita merasa bangga dapat membangun jembatan ini sekaligus ikut berkontribusi menjaga fauna dan keseimbangan alam di Tanah Air,” ujarnya.
Efek Ganda untuk Masa Depan
Dalam jangka panjang, proyek ini tidak hanya menguntungkan bagi hewan-hewan liar. Keberadaan jembatan satwa juga menjadi indikator bahwa pembangunan IKN tidak serta merta mengabaikan alam. Justru, ada upaya sinergis untuk menciptakan harmoni antara modernitas dan kelestarian.
“Sebagai bagian dari pembangunan berkelanjutan, kami berharap proyek ini juga bisa menjadi contoh untuk proyek-proyek infrastruktur lainnya di Indonesia,” kata Ermy.