Tapi Apakah Itu Cukup?
Meski komunitas Pi Network tampil optimis, beberapa pihak masih menyuarakan kekhawatiran.
Mahidhar Crypto, salah satu validator Pi Coin, memperingatkan soal manipulasi harga yang bisa terjadi bila pengguna menyimpan Pi Coin mereka di centralized exchanges (CEXs).
“Kami lihat sendiri apa yang terjadi pada OM. Market makers bisa gunakan bot untuk membentuk ‘buy/sell walls’ palsu dan memanipulasi harga,” katanya.
Mahidhar juga mengingatkan Pi Core Team untuk lebih selektif terhadap bisnis yang telah melalui proses KYB (Know Your Business) dan menghindari listing derivatif Pi di bursa kripto yang memperbolehkan perdagangan leverage.
Data On-Chain dan Analisis Teknis Picu Kecurigaan
Firma analisis teknikal Trading Digits turut menambahkan kegelisahan. Mereka menyebut bahwa indikator teknikal populer “Pi Cycle Top” yang seringkali menandai puncak harga sebelum koreksi besar telah muncul dua kali dalam grafik OM sejak 2024.
Yang mengejutkan, sinyal terakhir muncul hanya dua bulan sebelum harga OM kolaps.
“Kebetulan, atau memang sudah waktunya?” tulis mereka dalam laporan analisisnya.
Masa Depan Pi Network di Tengah Gejolak Kripto
Hingga artikel ini ditulis, harga Pi Coin berada di kisaran $0.74, turun sekitar 1,36% dalam 24 jam terakhir, menurut data dari BeInCrypto.
Penurunan ini masih terbilang wajar jika dibandingkan dengan crash brutal yang dialami OM.
Namun, pertanyaannya tetap menggantung: Apakah Pi Network akan tetap berjalan di jalur yang disiplin dan utility-first, ataukah akhirnya akan jatuh ke jebakan yang sama seperti OM?
Dengan komunitas yang kini diklaim telah mencapai 60 juta pengguna, Pi Network punya fondasi kuat. Tapi industri kripto tak pernah pasti.
Yang jelas, semua mata kini tertuju pada bagaimana tim Pi dan komunitasnya mengelola transisi menuju adopsi massal dan menghindari jebakan manipulasi dan spekulasi pasar.