TRUMP ayo Trump ayo main tarif -tarifan,
dari pada tarif beneran, bikin pusing tidak karuan…
—
Lagu itu cocok untuk permainan tarif bea masuk yang dilakukan Presiden Donald Trump bagi barang dari negara lain.
Amerika Serikat mengenakan tarif untuk barang Tiongkok 65 persen.
Tiongkok membalas dengan mengenakan bea masuk barang Amerika 45 persen.
Trump marah karena putusannya dilawan. Maka Trump menaikkan lagi tarif barang Tiongkok menjadi 75 persen.
Tiongkok membalas lagi dengan menaikkan tarif barang Amerika 90 persen. Ternyata Trump kian marah. Ia kembali menaikkan tarif barang Tiongkok 125 persen.
Tiongkok masih terus melawan. Tiongkok juga menaikkan lagi tarif barang masuk dari Amerika menjadi 110 persen. Trump kian marah. Ia menaikkan lagi tarif barang Tiongkok menjadi 175 persen.
Orang gila yang kaya dan berkuasa seperti Trump hanya bisa dilawan oleh orang gila yang juga kaya dan berkuasa seperti Xi Jinping.
Saya pun berhenti mengikuti perkembangan angka-angka kegilaan seperti itu. Seperti main-main. Seperti lagu pacar-pacarannya PMR. Jangan-jangan tarif itu akan saling dinaikkan terus sampai gila beneran, 1.000 persen.
Kini berbagai negara berlomba menyembah Trump. Setidaknya mengambil hatinya. Termasuk Indonesia. Vietnam berencana tidak mengenakan tarif sama sekali untuk barang Amerika. Harapannya: Amerika senang.
Indonesia juga menyiapkan langkah untuk menyenangkan Trump. Kalau perlu tidak lagi mensyaratkan TKDN yang ketat. TKDN harus dibuat yang fleksibel. Begitu kata Presiden Prabowo.
Indonesia juga tidak perlu ada kuota-kuotaan. Bebaskan saja. Siapa pun boleh impor apa pun.
Presiden Prabowo sendiri yang menegaskan itu. Yakni saat berdialog dengan para pelaku ekonomi sebelum bertolak melakukan lawatan ke Turki dan ke kampung halaman keduanya, Jordania.
Dengan modal kebijakan baru itulah Indonesia berani mengirim delegasi ke Amerika. Yakni untuk menegosiasikan tarif 32 persen yang dikenakan Amerika untuk barang dari Indonesia.
Hasilnya: sial banget. Tarif untuk Indonesia justru dinaikkan menjadi 47 persen. Negosiasi yang gagal total.