IKNPOS.ID – Dunia crypto di 2025 makin seru dan dinamis. Bukan lagi soal siapa yang paling banyak online atau yang paling sering spam di media sosial.
Sekarang, yang lebih penting adalah bagaimana kehadiran digital bisa diotomatisasi dan diskalakan dengan pintar.
Seiring pergeseran aturan dalam dunia digital, berbagai proyek crypto besar mulai menunjukkan strategi mereka masing-masing.
Ada yang fokus ke regulasi, ada yang berjuang menjaga kepercayaan komunitas, dan ada pula yang berinovasi dengan teknologi baru seperti kecerdasan buatan (AI).
Mari kita bahas satu per satu mulai dari drama Ethereum ETF, masalah di PI Network, hingga gebrakan Unstaked yang bisa jadi proyek crypto paling menarik tahun ini.
Ethereum ETF: Antara Harapan dan Kegalauan Regulator
Tanggal 23 Mei 2025 nanti, dunia crypto akan menahan napas menunggu keputusan penting dari SEC (Securities and Exchange Commission) Amerika Serikat. Keputusannya bisa mengubah cara Ethereum ETF dibangun.
Beberapa raksasa investasi seperti Ark Invest dan Franklin Templeton mengusulkan agar staking diizinkan dalam spot Ethereum ETF.
Artinya, dana yang masuk bisa ikut menghasilkan passive income lewat model proof-of-stake Ethereum.
Masalahnya, SEC kelihatan masih ragu-ragu. Baru-baru ini mereka mengisyaratkan kalau ETH mungkin saja dikategorikan sebagai “sekuritas”, yang tentu bikin semuanya makin ribet.
Menurut analis dari Bloomberg, peluang Ethereum ETF disetujui saat ini cuma sekitar 25 persen.
Kalau disetujui, ini akan menjadi ETF pertama yang menggabungkan spot trading dengan staking rewards, membuka jalan baru untuk investasi pasif di dunia crypto.
Tapi kalau gagal? Bisa-bisa bukan cuma Ethereum yang kena imbas, tapi semua blockchain yang bergantung pada staking di masa depan.
PI Network: Harga Terjun Bebas Gara-Gara Token Unlock
Sementara itu, kabar kurang sedap datang dari PI Network. Harga token mereka anjlok tajam, sekarang berkisar di angka $0,73 dengan fluktuasi antara $0,60 hingga $0,76 per hari.
Penyebabnya? Baru saja dilepas 119 juta token ke pasar, yang langsung menambah tekanan jual dan bikin komunitas kecewa berat.
Banyak yang khawatir soal potensi oversupply dan efek jangka panjang ke harga token PI. Ada juga yang menyarankan untuk membakar sebagian token supaya suplai berkurang dan harga terdongkrak.
Tapi apakah itu efektif? Masih tanda tanya besar. Karena dalam dunia crypto, sentimen pasar kadang lebih menentukan daripada logika ekonomi.
Kasus PI Network ini jadi contoh nyata betapa rapuhnya keseimbangan antara ekonomi token dan kepercayaan komunitas. Tantangan berat menanti mereka ke depan.