Dlukha menekankan pentingnya analisis laboratorium terhadap sampel bahan bakar untuk mengungkap penyebab pasti.
“Analisis laboratorium diperlukan untuk memastikan apakah bahan bakar sesuai standar pemerintah,” tukas Dlukha.
Menjawab pertanyaan mengapa tidak semua kendaraan mengalami masalah serupa, Dlukha menjelaskan bahwa perbedaan spesifikasi kendaraan, terutama pada sistem bahan bakar, mempengaruhi kerentanan terhadap kontaminasi.
Kendaraan modern dengan sistem pompa bahan bakar lebih rentan mengalami penyumbatan filter, dan kerusakan pompa akibat kontaminan.
Namun berdasarkan pengamanan dari media sosial, Dlukha menduga penurunan kualitas bahan bakar menjadi penyebab utama gejala ‘brebet’ dan mogok.
Karena itu, Dlukha mendesak agar pemerintah dalam hal ini Kementerian ESDM segera melakukan investigas menyeluruh.
Uji kandungan BBM harus dilakukan mulai produsen hingga penyalur.
“Pemerintah perlu menguji kualitas bahan bakar secara menyeluruh dengan melibatkan produsen, distributor, dan penyalur guna memastikan kepatuhan standar dan mendeteksi kontaminan,” tegasnya.