IKNPOS.ID – Harga emas mencetak rekor baru pada Rabu 19 Maret 2025, setelah Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengeluarkan pernyataan mengenai kebijakan moneter Amerika Serikat.
The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan dan mengindikasikan potensi pemangkasan hingga 50 basis poin sebelum akhir tahun ini.
Mengutip Reuters pada Kamis 20 Maret 2025, harga emas di pasar spot mengalami kenaikan 0,4% atau sebesar 12,07 poin menjadi US$3.046,02 per troy ounce.
Sebelumnya, harga emas sempat menyentuh rekor tertinggi di US$3.051,99 per troy ounce.
Sementara itu, harga emas berjangka di bursa Comex Amerika Serikat juga meningkat 0,52% atau sekitar 15,8 poin ke level US$3.050,90 per troy ounce.
Faktor Pendorong Kenaikan Harga Emas
Menurut analis logam mulia Tai Wong, performa luar biasa dari Powell dalam pernyataan terbarunya mendorong reli emas ke level tertinggi.
Pasar saham dan obligasi juga menunjukkan penguatan setelah kebijakan The Fed diumumkan.
“Kondisi pasar saat ini sangat mendukung emas sebagai aset safe haven. Investor memilih membeli emas dalam kondisi apa pun di tengah ketidakpastian ekonomi dan inflasi yang masih tinggi,” ujar Wong.
The Fed tetap mempertahankan suku bunga di kisaran 4,25%-4,50%. Bank sentral juga menaikkan proyeksi inflasi untuk 2025, namun menurunkan ekspektasi pertumbuhan ekonomi.
Salah satu faktor yang memengaruhi kondisi ini adalah kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump.
Powell menyebutkan bahwa inflasi mungkin akan mengalami perlambatan dalam penurunannya akibat kebijakan tarif tersebut.
Pekan lalu, Trump menaikkan tarif impor baja dan aluminium menjadi 25% serta berencana menambahkan tarif baru pada beberapa sektor lainnya mulai 2 April.
Prospek Harga Emas dan Dampak Geopolitik
Sebagai aset safe haven, emas telah mengalami kenaikan lebih dari 15% sejak awal tahun. Ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga semakin menguat, dengan peluang 66% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan bulan Juni.