IKNPOS.ID – Pelaku industri aset kripto mengingatkan investor untuk mewaspadai volatilitas harga Bitcoin di tahun ini.
Pasalnya, tren harga Bitcoin selama Ramadan menunjukkan pola penurunan dalam dua tahun terakhir, tetapi pada 2025, situasinya lebih dinamis dengan kenaikan signifikan dalam waktu singkat.
Berdasarkan data dari Indodax, tren harga Bitcoin selama Ramadan dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan kecenderungan turun.
Pada 2023, harga Bitcoin mengalami penurunan sebesar 3,73 persen (year-on-year/yoy).
Pola ini kembali berulang pada 2024, dengan penurunan 4,14 persen (yoy).
Namun, memasuki Ramadan 2025, pasar kripto menghadapi dinamika yang lebih kompleks.
Bitcoin sempat melonjak hingga 8 persen dalam satu hari, kembali ke level USD 90.000 setelah sebelumnya merosot di bawah USD 80.000.
Faktor Penyebab Volatilitas Bitcoin Ramadan 2025
CEO Indodax, Oscar Darmawan, menjelaskan bahwa penurunan harga Bitcoin selama Ramadan bukan hanya fenomena musiman, tetapi juga dipengaruhi oleh psikologi pasar.
“Setiap tahun, kami mengamati pola bahwa minat investor ritel terhadap kripto sedikit berkurang selama bulan Ramadan. Hal ini dapat menyebabkan tekanan jual lebih tinggi dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya,” ungkap Oscar dalam keterangan resminya, dikutip Selasa, 11 Maret 2025.
Menurut Oscar, pemulihan harga Bitcoin juga dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal, termasuk sentimen politik global.
Salah satu faktor utama adalah rencana Presiden AS Donald Trump yang dikabarkan ingin mengusulkan cadangan kripto nasional.
“Tahun ini ada elemen geopolitik yang sangat kuat dalam pergerakan pasar kripto. Jika benar ada langkah serius dari pemerintah Amerika Serikat untuk menjadikan aset digital sebagai bagian dari kebijakan moneter, dampaknya akan sangat besar bagi industri kripto secara global,” jelas Oscar.
Selain itu, kebijakan ekonomi global juga turut menjadi faktor utama yang mempengaruhi volatilitas harga. Oscar menyoroti kebijakan baru Amerika Serikat yang menaikkan tarif impor sebesar 25 persen terhadap barang dari Kanada dan Meksiko sebagai pemicu ketidakpastian di pasar finansial.