IKNPOS.ID – Pi Network kembali mencuri perhatian komunitas kripto dengan pencapaian luar biasa dalam lelang domain .pi.
Menurut pernyataan resmi dari Pi Core Team (PCT), jumlah penawaran untuk domain .pi telah melampaui 200.000 hanya dalam waktu kurang dari satu minggu sejak peluncuran.
Lelang domain ini dimulai pada 14 Maret 2025, memungkinkan pengguna komunitas untuk mengklaim domain .pi mereka.
Saat ini, lebih dari 40.000 penawar unik bersaing untuk mendapatkan 95.000 domain yang tersedia.
Total jumlah Pi Coin yang terlibat dalam penawaran aktif hampir mencapai 3 juta Pi, dengan satu domain menerima tawaran tertinggi sebesar 30.000 Pi.
Selain itu, terdapat persaingan ketat untuk domain .pi yang terkait dengan perusahaan besar seperti Amazon dan Samsung. Hal ini menunjukkan antusiasme tinggi komunitas terhadap ekosistem Pi Network.
Pi Core Team Rilis Kebijakan Lelang Domain
Pi Core Team juga merilis dokumen kebijakan terkait lelang domain ini. Menurut dokumen tersebut, hasil lelang akan digunakan untuk mendukung pengembangan ekosistem Pi melalui program pengembang dan acara komunitas Pi.
Selain itu, aplikasi ekosistem Pi tidak perlu mengikuti proses lelang dan dapat mengamankan domain mereka secara otomatis.
Dalam kebijakan tersebut, PCT menegaskan bahwa domain .pi mirip dengan domain tradisional yang memerlukan perpanjangan atau bisa berisiko hangus jika tidak diperbarui.
Saat ini, domain .pi dapat diakses melalui Pi Browser, namun PCT tidak menjamin kompatibilitasnya dengan browser konvensional lainnya.
Harga Pi Coin Diprediksi Bisa Kembali ke $1
Di tengah meningkatnya aktivitas dalam ekosistem Pi Network, muncul optimisme bahwa harga Pi Coin dapat kembali menembus angka $1 dalam waktu dekat.
Saat ini, harga Pi Coin mengalami penurunan 5%, diperdagangkan di angka $0,8862. Penurunan ini diduga dipicu oleh tekanan jual akibat pembukaan token baru dalam jaringan.
Meskipun harga telah turun sekitar 70% dari level tertinggi sepanjang masa di $2,98, sentimen komunitas tetap optimis terhadap kemungkinan pemulihan.
Terverifikasi Dewan Pers